Algarinews.com | Serdang Bedagai, Sebuah tragedi memilukan mengguncang Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Seorang pria berinisial BP (28) ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan, diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh orang suruhan pemilik sebuah gedung sarang walet di lingkungan II Kelurahan Simpang Tiga Pekan Perbaungan.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa dini hari, 27 Agustus 2024, dan hingga kini, penyebab pasti kematian korban masih menjadi misteri. Jum’at (30/08/2024)
Menurut informasi yang dihimpun dari warga sekitar, BP diduga tertangkap basah oleh pemilik gedung saat mencoba mencuri sarang burung walet dari gedung tingkat empat tersebut.
Kecurigaan pemilik gedung sudah muncul sejak lama, karena sering kehilangan hasil panen sarang burung walet yang bernilai tinggi. Salah seorang warga, yang meminta namanya dirahasiakan dan menyebut dirinya Putra, mengungkapkan bahwa pemilik gedung sudah lama mengincar korban.
“Pemilik gedung sudah curiga, karena sering kehilangan sarang walet. Mungkin ini bukan pertama kalinya korban mencoba mencuri,” ujar Putra.
Namun, ada juga spekulasi lain yang berkembang. Beberapa sumber menyebutkan bahwa BP mungkin tewas karena jatuh dari ketinggian gedung tersebut. Ini memicu pertanyaan apakah kematiannya murni kecelakaan atau ada unsur penganiayaan.
Merasa ada kejanggalan dalam kematian suaminya, Santi, istri dari BP, segera melaporkan kasus ini ke Mapolsek Perbaungan pada Kamis sore, 29 Agustus 2024.
Dengan bantuan kuasa hukumnya, Alamsyah S.H., M.H., Santi mengajukan laporan penganiayaan terhadap suaminya dan berharap pihak kepolisian dapat menyelidiki kasus ini dengan serius.
“Iya benar, klien saya telah membuat laporan dugaan penganiayaan di Mapolsek Perbaungan Kamis sore semalam,” ungkap Alamsyah kepada wartawan, Jumat, 30 Agustus 2024. Ia juga menambahkan bahwa Santi merasakan ada yang tidak wajar terkait kematian suaminya.
“Kami berharap Polres Serdang Bedagai dan Polsek Perbaungan dapat bersikap profesional, adil dan transparan dalam menangani perkara ini. Kami ingin mengetahui kebenaran di balik kematian suami klien saya,” tegas Alamsyah.
Dari informasi yang dihimpun lebih lanjut, tubuh BP ditemukan dengan luka sobek di bagian paha, yang menurut sumber bisa disebabkan oleh pukulan benda tumpul atau besi.
Luka-luka tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa BP mungkin dianiaya sebelum akhirnya tewas. Namun, untuk memastikan penyebab kematian, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi dari RS Bhayangkara.
Kanit Polsek Perbaungan, Ipda Toroski Manik, menyatakan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Masih lidik, dan kita masih menunggu hasil otopsi dari RS Bhayangkara,” ujarnya singkat.
Kasus ini menambah daftar panjang kasus penganiayaan dan kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut. Masyarakat berharap pihak berwenang dapat mengungkap kebenaran di balik kematian BP dan memberikan keadilan bagi keluarga korban. Terutama bagi Santi, yang kini harus menghadapi kehilangan suami tercinta dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
Publik menantikan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian, dan semoga kasus ini dapat diungkap dengan terang benderang tanpa ada unsur yang disembunyikan. Kematian tragis BP menjadi peringatan bagi semua pihak untuk menegakkan hukum dan melindungi hak-hak setiap warga, tak peduli latar belakang atau status sosial mereka.