Jakarta, 29 Oktober 2024 – Executive Business Forum baru saja rampung diselenggarakan di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta Selatan, pada Rabu, 22 Oktober 2024. Sebuah acara eksklusif yang mengundang 60 jajaran eksekutif korporat besar, mengangkat tema “Bagaimana Pertumbuhan AI dan Dampak Sosial Voice AI”.
Forum ini mengundang: Andreas Tjendra, Direktur Riset dan Innovasi KORIKA (Asosiasi Riset AI Kolaboratif dan Inovasi Industri); Justin Vato selaku Manajer Penjualan Regional dari Salesforce; Takeshi Aida selaku Founder dari RevComm Inc, dan Takekatsu Hiramura selaku Chief Technology Officer (CTO) dari RevComm Inc.
Meski AI menjadi topik pembicaraan yang hangat, forum ini cukup langka bagi pemimpin bisnis lantaran membahas bagaimana data suara merupakan aset berharga untuk beberapa tahun ke depan. Data suara yang dianalisa dengan AI mampu berdampak pada kehidupan manusia khususnya membantu pertumbuhan bisnis.
Takeshi Aida, Founder dan CEO RevComm, yang merupakan pembicara utama dalam forum ini memaparkan bagaimana peran voice AI berkembang pesat dan dampaknya terhadap masyarakat serta bisnis. Dalam presentasinya, Takeshi juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri seiring dengan kemajuan pesat dalam teknologi AI.
“Pertumbuhan AI adalah fenomena yang tidak bisa diabaikan. Voice AI menjadi salah satu aspek yang memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita berinteraksi, baik dalam konteks bisnis maupun kehidupan sehari-hari,” ujar Takeshi Aida. “Saya sangat bersemangat untuk berbagi pandangan dan berdiskusi dengan para pemimpin industri tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi ini untuk kebaikan bersama.”
Takeshi menambahkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi peringkat 7 negara dengan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di tahun 2030, apabila Indonesia benar-benar memanfaatkan AI dalam aktivitas bisnisnya.
Andreas Tjendra, Direktur Riset dan Innovasi KORIKA (Asosiasi Riset AI Kolaboratif dan Inovasi Industri) membenarkan bahwa Indonesia dapat meraih peringkat 7 sebagai negara dengan GDP tertinggi. Setidaknya ada 4 pilar strategi adaptasi AI di Indonesia yang dapat dimaksimalkan menurut Andreas, antara lain: Ethics and Policy; Infrastructure and Data infrastructure to support AI systems; Talent Development; dan Industry Research and Innovation.
Talent Development membuktikan bahwa adaptasi AI perlu dibarengi oleh pengembangan kemampuan teknis dalam penggunaan AI. Oleh karenanya, MiiTel selaku perusahaan berfokus pada pengembangan AI dan analisis data suara ingin membantu mewujudkan hal tersebut.
“AI di MiiTel menganalisis data analisis suara menjadi keluaran yang dapat bermanfaat bagi bisnis. Mulai dari transkripsi, speech emotion recognition, hingga AI coaching. Ini memungkinkan AI dan manusia bekerja sama berdampingan, dan bukan menggantikan manusia,” jelas Takekatsu Hiramura, CTO dari RevComm Inc.
Sebagaimana nilai dari perusahaan RevComm Inc adalah “AI seharusnya membuat manusia semakin cerdas, bukan menggantikan mereka,” MiiTel memungkinkan penggunaannya untuk semakin piawai dalam berkomunikasi melalui output dari analisis AI produk tersebut.
Acara ini eksklusif untuk para pemimpin dan eksekutif dari berbagai sektor yang ingin memahami lebih dalam mengenai potensi AI serta dampaknya bagi masyarakat. Peserta juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pembicara untuk mendapatkan wawasan tentang masa depan teknologi AI.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES