Inovasi Pertamina EP Rantau Atasi Masalah Kepasiran Jaga Produksi Minyak Tetap Stabil

- Editor

Kamis, 31 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pertamina EP Rantau Field yang merupakan bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1 terus melakukan upaya untuk berkontribusi optimal terhadap target produksi migas nasional. Terbaru, Pertamina EP Rantau melakukan continuous improvement untuk mengatasi masalah kepasiran dengan Inovasi We Are Fines.

RANTAU – Pertamina EP Rantau Field yang merupakan bagian
dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1 terus melakukan upaya untuk berkontribusi
optimal terhadap target produksi migas nasional. Terbaru, Pertamina EP Rantau
melakukan continuous improvement untuk mengatasi masalah kepasiran dengan
Inovasi We Are Fines.

Pertamina EP Rantau mengelola lapangan-lapangan migas yang
tergolong sudah mature dan memiliki loss production opportunity yang disebabkan
oleh pasir (sand/mud). Menurut data yang dihimpun oleh Pertamina EP Rantau
Field, Potensi Kehilangan Produksi/Loss Production Opportunity di tahun 2019
sampai 2022 adalah 62%. Inovasi We Are Fines berupaya menekan angka tersebut
dengan melakukan Management reservoir adalah proses pengelolaan data dan
informasi terkait reservoir Migas untuk mengoptimalkan produksi. Ini mencakup
analisis geologi atau karakteristik batuan, data produksi, dan perencanaan
pengembangan untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan eksploitasi sumber
daya migas.

Metode We Are Fines memanfaatkan dan mengimplementasikan
hasil study dari LEMIGAS yang menyatakan bahwa penggunaan Potassium Klorida
(KCI)  memberikan efek positif pada
reservoir. KCl adalah garam yang bersifat hipertonis, artinya ia memiliki
konsentrasi garam yang lebih tinggi dari air formasi. Hal ini menyebabkan
fluida KCl akan menarik air dari formasi ke dalam fluida KCl. Proses ini
dinamakan Osmosis. Proses ini dapat mencegah terjadi swelling pada formasi
batuan. Swelling pada formasi bantuan dihindari karena dapat menyebabkan
terproduksinya pasir ke permukaan.

Baca Juga :  Pentingnya Power Transformer untuk Infrastruktur Listrik di Indonesia

Berhubung mineralogi formasi batuan di Lapangan Rantau
memiliki tanah liat yang tinggi, penggunaan completion fluid yang tidak tepat
dapat menyebabkan terjadinya swelling dan terproduksinya pasir. Oleh karena itu
Metode We Are Fines juga melakukan improvisasi sensitivitas penggunaan
konsentrasi KCl 2 sampai dengan 7% yang lebih efektif dan efisien pada
masing-masing layer di Lapangan Rantau.

“Keberhasilan metode we are fines didalam menentukan
kandungan tanah liat disetiap lapisan batuan diharapkan dapat mempertahankan
operasi produksi di field Rantau dan direplikasi ke lapangan migas mature
lainnya,” ujar Feruz Kausar, Petroleum Engineering PEP Rantau.

Salah satu keberhasilan dari metode We Are Fines dalam
mengatasi kepasiran adalah terbukti di sumur P-455. Sebelum penggunaan KCl,
masa produksi (run life) sumur P-455 kurang dari 90 hari dengan hasil
pengukuran tag True Depth (TD) terdapat pasir setinggi 126m di dalam lubang
sumur. Setelah menggunakan KCl dengan konsentrasi 7%, run life sumur P-455
menjadi lebih lama yaitu 222 hari dan sumur masih berproduski (onstream) sampai
saat ini.

Baca Juga :  Laporan Keberlanjutan: Investasi Jangka Panjang untuk Perkembangan Bisnis Perusahaan

Metode We Are Fines terbukti dapat mengurangi Loss
Production Opportunity akibat masalah kepasiran, menambah usia produktif sumur
dan mengurangi frekuensi pekerjaan Rig. Keberhasilan implementasi Metode We Are
Fines dapat di aplikasikan di Lapangan lain yang mengalami permasalahan yang
sama.

“Saya sangat mengapresiasi keberhasilan metode We Are Fines
dalam menangani permasalahan kepasiran yang pada periode 2019 dan 2022 sempat
membuat loss production oportunity meningkat diatas 50%. Inovasi-inovasi yang
dilakukan para perwira kami ini harus di apresiasi tinggi, kembali saya
tegaskan bahwa keberhasilan ini adalah kerja pintar dari perwira Pertamina EP
Rantau dalam menjaga produksi lapangan Rantau,” ujar Tomi Wahyu Alimsyah,
Manager Pertamina EP Rantau.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

SEC Adakan Pertemuan dengan Perusahaan Terkait Regulasi Kripto
VRITIMES dan Rehyangnews.com Jalin Kerja Sama Strategis dalam Distribusi Berita
MAXY Academy Ajak Generasi Muda Belajar Digital Ads & Desain Visual Gratis
Horison Hotels Group Mencetak Delapan Pemimpin Masa Depan Melalui Program CHAMPS
Sambut Ramadhan 1446 H, BRI Finance Berikan TJSL Pembangunan Musholla di Bekasi
Qwords menangkan ESG Awards 2024, Memperkuat Komitmen Keberlanjutan Digital
Onix Meluncurkan Tiga Parfum Baru yang Terinspirasi dari Istilah Viral 2025
Layanan Gadai Inovatif Ditawarkan deGadai yang Menggandeng Bank Sampoerna
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 Februari 2025 - 10:15 WIB

SEC Adakan Pertemuan dengan Perusahaan Terkait Regulasi Kripto

Kamis, 27 Februari 2025 - 09:31 WIB

VRITIMES dan Rehyangnews.com Jalin Kerja Sama Strategis dalam Distribusi Berita

Kamis, 27 Februari 2025 - 09:23 WIB

MAXY Academy Ajak Generasi Muda Belajar Digital Ads & Desain Visual Gratis

Kamis, 27 Februari 2025 - 08:45 WIB

Horison Hotels Group Mencetak Delapan Pemimpin Masa Depan Melalui Program CHAMPS

Kamis, 27 Februari 2025 - 07:58 WIB

Sambut Ramadhan 1446 H, BRI Finance Berikan TJSL Pembangunan Musholla di Bekasi

Kamis, 27 Februari 2025 - 07:43 WIB

Onix Meluncurkan Tiga Parfum Baru yang Terinspirasi dari Istilah Viral 2025

Kamis, 27 Februari 2025 - 07:14 WIB

Layanan Gadai Inovatif Ditawarkan deGadai yang Menggandeng Bank Sampoerna

Kamis, 27 Februari 2025 - 06:39 WIB

Pasar Kripto Berdarah: BTC Anjlok Dipicu Faktor Makro & Serangan Siber

Berita Terbaru