Ketika Kebutuhan Mendadak Datang dan Uang Tak Siap, Kenapa Begitu?

- Editor

Kamis, 9 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hidup kadang suka bercanda. Saat semuanya terasa stabil, gaji lancar, tagihan terkendali, tabungan aman, tiba-tiba muncul kebutuhan mendadak yang bikin panik. Entah itu motor mogok di tengah bulan, biaya rumah sakit yang datang tanpa aba-aba, atau keluarga di kampung yang butuh bantuan segera.

Di momen itulah, banyak orang baru sadar, uang darurat itu belum sempat terkumpul. Pertanyaannya, kenapa bisa begitu?

1. Kita merasa “nanti juga bisa ditabung”

Kebiasaan menunda adalah akar dari banyak masalah finansial. Banyak orang beranggapan, “Ah, nanti aja nabung, gaji bulan depan masih ada kok.” Padahal, kebutuhan mendadak tidak mengenal jadwal gajian.

Masalahnya, saat uang datang, fokus kita sering berpindah pada hal-hal yang lebih menarik: makan di luar, beli barang baru, atau traveling spontan. Akibatnya, tabungan tak kunjung tumbuh, dan saat krisis datang, satu-satunya yang tersisa hanyalah penyesalan.

Contoh nyata? Bayangkan kamu baru dapat bonus, lalu langsung habis untuk upgrade gadget. Seminggu kemudian, orang tua harus dirawat di rumah sakit. Kalau saja bonus itu disisihkan sebagian, situasinya mungkin berbeda.

2. Tidak ada dana darurat yang disiapkan

Dana darurat sering dianggap hal eksklusif bagi orang bergaji besar, padahal justru yang berpenghasilan pas-pasan paling membutuhkan.

Idealnya, dana darurat mencakup 3–6 kali pengeluaran bulanan. Namun faktanya, menurut berbagai survei keuangan, sebagian besar orang hanya punya tabungan yang cukup untuk bertahan satu bulan, bahkan kurang.

Mengapa begitu? Karena banyak yang berpikir dana darurat itu “uang nganggur” yang sayang kalau tidak dipakai. Padahal, fungsinya bukan untuk dihabiskan, melainkan untuk menyelamatkan keuangan di saat genting.

3. Karena pendapatan tidak dikelola dengan baik

Ada perbedaan besar antara punya uang dan mengelola uang. Sebagian orang mungkin berpenghasilan cukup, tapi tidak tahu kemana uang itu pergi. Tidak ada pencatatan pengeluaran, tidak ada prioritas, dan sering kali, tidak ada rencana.

Baca Juga :  BRI Region 6/Jakarta 1 Resmikan Kantor Kas Baru di Landmark Pluit, Tingkatkan Layanan untuk Komunitas Bisnis dan Masyarakat Sekitar

Tanpa kontrol keuangan, uang seolah “menghilang” begitu saja sampai akhirnya saat butuh, rekening kosong.

Kuncinya sederhana tapi kuat: disiplin. Gunakan metode 50-30-20, misalnya:

a. 50% untuk kebutuhan pokok

b. 30% untuk keinginan

c. 20% untuk tabungan atau dana darurat

Konsistensi kecil seperti ini bisa membuat kamu siap menghadapi situasi tak terduga.

4. Tidak ada rencana keuangan yang jelas

Banyak orang bekerja keras, tapi tidak punya arah finansial. Tidak tahu ingin mencapai apa, atau bagaimana membagi penghasilan. Akibatnya, keputusan keuangan diambil secara reaktif, bukan strategis.

Contohnya, saat ada kebutuhan mendadak, pilihan pertama yang terlintas biasanya meminjam ke teman atau menjual barang. Padahal, kalau punya rencana keuangan jangka menengah, dana cadangan bisa dialokasikan secara teratur tanpa harus mengorbankan kebutuhan lain.

5. Belum terbiasa menyiapkan jaring pengaman finansial

Kebutuhan mendadak bukan soal jika terjadi, namun kapan terjadi. Mungkin bulan ini aman, tapi siapa tahu bulan depan kendaraan perlu servis besar, atau biaya pendidikan anak naik.

Banyak orang lupa bahwa hidup selalu bergerak, dan tanpa jaring pengaman finansial seperti dana darurat, asuransi, atau akses ke pinjaman resmi, satu kejadian kecil bisa mengguncang seluruh keseimbangan keuangan.

6. Saat uang tak cukup, pinjaman bisa jadi opsi

Sekarang, mari realistis. Tidak semua orang bisa langsung punya dana darurat besar, apalagi di tengah biaya hidup yang makin naik. Maka, ketika kebutuhan mendadak benar-benar tak terhindarkan, pinjaman bisa menjadi solusi sementara yang rasional, asal digunakan dengan bijak.

Pinjaman pribadi atau pinjaman online resmi dari lembaga keuangan berizin bisa membantu kamu menutup kebutuhan darurat tanpa harus menjual aset atau berutang ke orang terdekat.

Beberapa manfaat pinjaman darurat:

a. Proses cepat, cocok untuk situasi mendesak.

b. Bunga transparan dan tenor fleksibel, bisa disesuaikan dengan kemampuan bayar.

Baca Juga :  Helpdesk Software Barantum: Solusi Ampuh Tingkatkan Customer Support

c. Bisa digunakan untuk kebutuhan apa pun, seperti perbaikan rumah atau kendaraan hingga pendidikan.

Gunakan dengan tanggung jawab, dan pastikan kamu memahami cicilan yang harus dibayar agar tidak menimbulkan beban baru.

Kebutuhan mendadak adalah bagian alami dari hidup. Namun, ketidaksiapan finansial bukanlah takdir, itu hanya tanda bahwa kita belum punya sistem perlindungan yang cukup.

Mulailah dari hal kecil: sisihkan dana darurat, kelola pengeluaran dengan bijak, dan kenali opsi keuangan yang aman. Karena hidup selalu punya kejutan, dan kesiapan adalah bentuk terbaik dari ketenangan.

Jika kamu benar-benar berada di situasi mendesak tanpa cadangan uang, pertimbangkan pinjaman pribadi dari lembaga keuangan resmi sebagai solusi sementara. Dengan perencanaan matang, pinjaman bisa membantu kamu bangkit tanpa menjerumuskan diri ke dalam utang berkepanjangan.

Jika kamu membutuhkan pinjaman darurat untuk biaya kebutuhan mendadak, kamu bisa menggunakan Neo Pinjam di neobank dari Bank Neo Commerce. Pinjaman online untuk kebutuhan darurat ini punya kelebihan, yaitu: 

– Tenor minimal 3 bulan – maksimal 24 bulan

– Limit pinjaman hingga Rp100.000.000

– Bunga mulai dari 0,06% flat per hari (setara dengan maksimum APR 21,9% per tahun)

– Tidak ada biaya tersembunyi atau penalti pelunasan lebih awal

Ditambah, pinjaman fleksibel di Neo Pinjam juga bebas biaya admin saat pencairan. Meskipun mudah dan cepat, pengajuan kamu tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.

Download neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan pinjaman darurat Rp100 juta di Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

PTPP Perluas Tol Surabaya–Gempol, Solusi Kurangi Kemacetan dan Percepat Mobilitas Jawa Timur
KAI Daop 1 Jakarta Amankan Pelaku Pencurian Kabel Grounding di Jalur Cikarang – Tambun
Pinjaman untuk Karyawan Umum dari Kebutuhan Mendesak hingga Rencana Masa Depan
KAI Group Layani 369 Juta Pelanggan: Kepercayaan Publik Menguat, Mobilitas dan Ekonomi Hijau Bergerak Maju
Diskusi Panel ISF 2025 tentang Pertanian Soroti Kolaborasi sebagai Jalan Menuju Ketahanan Pangan
*KAI Daop 1 Jakarta Dukung Peningkatan Layanan Transportasi Perkeretaapian di Jakarta* *_Optimalisasi Pelayanan di Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, dan Konektivitas Pejalan Kaki Sudirman–Karet_*
Tokenisasi Emas Meningkat saat Harga Emas Fisik Meroket
Kementerian PU Tegaskan Komitmen Tata Kelola Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 22:28 WIB

PTPP Perluas Tol Surabaya–Gempol, Solusi Kurangi Kemacetan dan Percepat Mobilitas Jawa Timur

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 22:22 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Amankan Pelaku Pencurian Kabel Grounding di Jalur Cikarang – Tambun

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 21:46 WIB

Pinjaman untuk Karyawan Umum dari Kebutuhan Mendesak hingga Rencana Masa Depan

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 21:10 WIB

KAI Group Layani 369 Juta Pelanggan: Kepercayaan Publik Menguat, Mobilitas dan Ekonomi Hijau Bergerak Maju

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Diskusi Panel ISF 2025 tentang Pertanian Soroti Kolaborasi sebagai Jalan Menuju Ketahanan Pangan

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 13:10 WIB

Tokenisasi Emas Meningkat saat Harga Emas Fisik Meroket

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 13:10 WIB

Kementerian PU Tegaskan Komitmen Tata Kelola Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 13:00 WIB

Komitmen Jaga Lingkungan, Grup MIND ID Bantu Konservasi Sungai Cipinang

Berita Terbaru