Kuartal IV 2024 Jadi Titik Balik, Krakatau Steel Bidik Pemulihan Finansial 2025

- Editor

Senin, 2 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah tekanan global dan penurunan kinerja tahunan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), di bawah Kementrian BUMN, menunjukkan sinyal pemulihan finansial yang menjanjikan pada kuartal IV-2024. Meskipun perusahaan kembali membukukan rugi bersih, data terbaru justru memberi harapan akan perbaikan fundamental di tahun 2025.

Laporan Keuangan Tahun Buku 2024 mencatat pendapatan sebesar USD954,59 juta (Rp15,42 triliun), turun 34,4% secara tahunan akibat tidak beroperasinya Pabrik Hot Strip Mill (HSM) 1 sepanjang tahun. Meski demikian, Krakatau Steel mampu mencetak laba bruto USD106,94 juta (Rp1,73 triliun) dan EBITDA positif USD6,63 juta (Rp107,17 miliar), menunjukkan operasional yang masih terkendali.

Yang lebih penting lagi, perusahaan berhasil meningkatkan margin laba kotor sebesar 344 basis poin dibanding tahun sebelumnya—indikator penting dari efisiensi operasional di tengah tekanan pendapatan. Kinerja kuartal IV pun tercatat sangat positif, meski tidak banyak terekspos dalam pernyataan resmi perusahaan.

“Sayangnya, performa positif Krakatau Steel di kuartal IV-2024 tidak diangkat secara eksplisit. Padahal ini bisa jadi sinyal kuat untuk kebangkitan di 2025,” ujar Marolop Alfred Nainggolan, Managing Partner PT Koneksi Kapital Indonesia.

Baca Juga :  Kantor Depo Lokomotif Semarang Poncol Dibangun Lebih Modern

Tekanan Eksternal dan Beban Keuangan

Rugi bersih tahun 2024 tercatat sebesar USD148,42 juta (Rp2,4 triliun), terutama disebabkan oleh beban keuangan tinggi yang mencapai USD153,65 juta (Rp2,48 triliun) dan kerugian dari entitas asosiasi serta ventura bersama sebesar USD49,68 juta (Rp802,66 miliar). Beban ini diperparah oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan dampak makroekonomi global, termasuk sentimen negatif dari perang tarif AS terhadap ekspor baja.

“Harga saham KRAS yang sempat menyentuh Rp79 per lembar bukan hanya mencerminkan kerugian, tetapi juga ekspektasi pasar yang lebih buruk dari masa rugi panjang 2012–2019,” tegas Alfred.

Namun demikian, ia menilai bahwa prospek pemulihan sangat terbuka, terlebih dengan adanya efisiensi biaya yang sudah terlihat pada 2024 dan potensi produksi yang meningkat di 2025.

HSM 1 Kembali Beroperasi, Produksi Siap Meningkat

Salah satu pendorong optimisme terbesar adalah rencana operasional kembali Pabrik HSM 1 pada 2025, dengan kapasitas produksi hingga 2,4 juta ton Hot Rolled Coil (HRC) per tahun. Sepanjang 2024, Krakatau Steel beroperasi tanpa pabrik strategis ini, sehingga pembukaan kembali fasilitas tersebut diperkirakan akan mendorong lonjakan produksi secara signifikan—dan pada akhirnya memperkuat arus kas serta pendapatan.

Baca Juga :  Bagaimana Barantum Membantu CS Anda Bekerja Lebih Cerdas dengan AI

Diversifikasi Bisnis Jadi Penopang

Transformasi Krakatau Steel tidak hanya mengandalkan sektor baja. Perusahaan secara aktif mengembangkan lini bisnis lain melalui subholding di sektor kawasan industri, pelabuhan, logistik, energi, dan pengelolaan air industri. Pendekatan diversifikasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan sumber pendapatan baru yang lebih stabil.

Meski masih mencatatkan kerugian, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang dipimpin oleh Akbar Djohan sebagai Direktur Utama menunjukkan kemajuan dalam efisiensi dan kestabilan operasional. Kinerja positif kuartal IV-2024, rencana reaktivasi HSM 1, serta fokus pada diversifikasi bisnis menandai babak baru dalam strategi pemulihan finansial perusahaan.

Jika strategi efisiensi dan ekspansi ini berjalan sesuai rencana, 2025 bisa menjadi tahun titik balik Krakatau Steel untuk kembali ke jalur profitabilitas dan meraih kepercayaan investor. (*)

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

ALFI CONVEX 2025 Resmi Ditutup Dua Menteri, Catat Potensi Ratusan Miliar Transaksi Pameran
KAI Daop 1 Jakarta Gelar “Edutrain Anak Indonesia Hebat” Bersama Ditjen PAUD Dikdasmen
PT KAI Daop 1 Jakarta Jelaskan Insiden Lepasnya Coupler KA 246 Majapahit di Stasiun Pasar Senen
Bitcoin Turun di Bawah US$98.000 untuk Ketiga Kalinya! Sinyal Bahaya?
Rate Cut Desember Bisa Batal! Pasar Global Mulai Guncang—Investor Wajib Siaga!
KA Cut Meutia Layani 33.637 Pelanggan Januari–Oktober 2025
EVP PT KAI Daop 8 Surabaya Tinjau 3 Stasiun Area Surabaya, Pastikan Peningkatan Pelayanan Berkelanjutan dan Antisipasi Curah Hujan Tinggi
Lebih Dari Sekadar Workout, Fitness Fest Xperience 2025, Hadirkan Program Kebugaran Internasional Dan Presenter Kelas Dunia
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 00:46 WIB

ALFI CONVEX 2025 Resmi Ditutup Dua Menteri, Catat Potensi Ratusan Miliar Transaksi Pameran

Minggu, 16 November 2025 - 00:25 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Gelar “Edutrain Anak Indonesia Hebat” Bersama Ditjen PAUD Dikdasmen

Sabtu, 15 November 2025 - 22:04 WIB

PT KAI Daop 1 Jakarta Jelaskan Insiden Lepasnya Coupler KA 246 Majapahit di Stasiun Pasar Senen

Sabtu, 15 November 2025 - 18:31 WIB

Bitcoin Turun di Bawah US$98.000 untuk Ketiga Kalinya! Sinyal Bahaya?

Sabtu, 15 November 2025 - 18:25 WIB

Rate Cut Desember Bisa Batal! Pasar Global Mulai Guncang—Investor Wajib Siaga!

Sabtu, 15 November 2025 - 13:45 WIB

EVP PT KAI Daop 8 Surabaya Tinjau 3 Stasiun Area Surabaya, Pastikan Peningkatan Pelayanan Berkelanjutan dan Antisipasi Curah Hujan Tinggi

Sabtu, 15 November 2025 - 13:41 WIB

Lebih Dari Sekadar Workout, Fitness Fest Xperience 2025, Hadirkan Program Kebugaran Internasional Dan Presenter Kelas Dunia

Sabtu, 15 November 2025 - 13:00 WIB

Ini 6 Alasan Voice Analytics Penting untuk Call Center Bisnis Anda

Berita Terbaru