Naik Lagi! Bitcoin Sentuh $105K Setelah The Fed Beri Sinyal Mengejutkan!

- Editor

Rabu, 25 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bitcoin kembali menguat dan berhasil menembus level US$105.000, didorong oleh dua katalis utama: gencatan senjata di Timur Tengah dan sinyal awal dari The Federal Reserve yang mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada Juli mendatang. Keduanya memberikan tekanan positif ke aset berisiko, mendorong sentimen bullish di tengah kondisi pasar yang sebelumnya penuh ketidakpastian.

Gencatan senjata yang tampak mulai meredakan ketegangan geopolitik segera memberikan angin segar bagi aset-aset yang sensitif terhadap risiko, termasuk saham dan aset kripto. Data menunjukkan Bitcoin mempertahankan sebagian besar kenaikan 4,4% sejak hari sebelumnya, menandakan kekuatan rally yang berkelanjutan. Meski masih rentan terhadap perkembangan selanjutnya, momentum awal ini membuat investor mulai kembali aktif.

Dari sisi teknikal, level sekitar US$103.000 dianggap sebagai area ideal untuk “buy the dip”, setelah sebelumnya mengalami tekanan turun hingga dibawah US$100.000. Para analis seperti Michaël van de Poppe bahkan menyebut bahwa pola harga telah menunjukkan “trend switch”, mengindikasikan tren naik yang mungkin telah mulai terbentuk.

Tidak hanya investor ritel yang bergerak, tren institusional juga menunjang. Spot Bitcoin ETF masih mencatat net inflows meski situasi geopolitik sempat memanas, memperlihatkan kepercayaan yang stabil dari kalangan besar. Ini menjadi sinyal penting bahwa gelombang permintaan tidak hanya datang dari trader individu, tetapi juga dari entitas dana besar.

Sinyal tambahan datang dari pernyataan Michelle Bowman, Wakil Ketua Pengawasan di Fed, yang menyatakan akan mendukung pemangkasan suku bunga pada Juli jika data inflasi dan ekonomi mendukung. Hal ini memicu ekspektasi pasar bahwa Fed bisa lebih cepat menurunkan suku bunga, memberikan stimulus likuiditas dan mendorong daya tarik aset-aset berisiko seperti Bitcoin.

Secara keseluruhan, kombinasi gencatan senjata di Timur Tengah dan desakan dovish dari Fed memberi momentum signifikan bagi Bitcoin menuju US$105.000. Namun, para analis menekankan pentingnya memperhatikan support di US$103.000. Jika bertahan, reli dapat berlanjut, tetapi jika gagal, tekanan jual bisa kembali meningkat.

Baca Juga :  IDDB Resmi Menjadi Pelopor Proyek Tokenisasi Pertama di Indonesia yang Mendapatkan Persetujuan dari OJK Sandbox

Lonjakan harga Bitcoin kali ini juga tidak bisa dilepaskan dari dinamika pasar global yang mulai mengantisipasi transisi kebijakan moneter. Setelah periode panjang suku bunga tinggi, ekspektasi bahwa The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneternya menjadi bahan bakar penting bagi investor kripto. Secara historis, likuiditas yang lebih longgar dan suku bunga yang lebih rendah cenderung memperkuat minat terhadap aset berisiko tinggi seperti kripto, karena investor mencari alternatif dengan potensi imbal hasil lebih besar dibandingkan instrumen tradisional seperti obligasi atau deposito. Oleh karena itu, sekecil apa pun sinyal dari Fed kini ditanggapi dengan antusias oleh pasar.

Selain itu, ada dinamika teknikal yang mendukung pergerakan bullish ini. Dalam beberapa pekan terakhir, Bitcoin menunjukkan pola konsolidasi yang kuat, mempertahankan level support penting meski sempat mengalami tekanan akibat konflik geopolitik dan aksi ambil untung (profit taking). Pola ini menunjukkan adanya minat beli yang terus muncul di level-level rendah. Menurut beberapa analis teknikal, jika Bitcoin mampu mempertahankan level di atas US$103.000 dalam beberapa hari ke depan, maka pintu menuju penguatan lebih lanjut ke area US$110.000 hingga US$115.000 terbuka lebar. Ini menjadi titik penting bagi investor jangka pendek untuk menentukan strategi masuk atau keluar pasar.

Namun, tetap ada risiko yang perlu diwaspadai. Volatilitas tetap tinggi, dan pasar kripto sangat reaktif terhadap perubahan berita makro. Misalnya, jika data ekonomi AS yang dirilis dalam waktu dekat menunjukkan inflasi masih tinggi, Fed bisa saja menahan diri untuk tidak memangkas suku bunga. Hal ini tentu akan membalikkan sentimen dan mendorong koreksi di pasar. Belum lagi, perkembangan politik di Timur Tengah juga masih sangat dinamis gencatan senjata bisa bersifat sementara jika tidak diikuti dengan solusi diplomatik yang kuat. Investor kripto disarankan untuk tidak hanya berfokus pada harga, tetapi juga melihat fundamental dan kondisi makro secara keseluruhan.

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini 10 September 2025: Antam, Pegadaian, PAXG & XAUT

Di sisi lain, minat global terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai atau digital gold” semakin menguat. Ketidakstabilan geopolitik dan ketidakpastian kebijakan moneter membuat banyak investor institusional menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari diversifikasi portofolio mereka. Kehadiran produk-produk investasi seperti Spot Bitcoin ETF di Amerika Serikat turut memperluas akses pasar dan memperkuat legitimasi Bitcoin sebagai kelas aset yang diakui. Jika tren ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan Bitcoin dapat menembus rekor tertinggi baru dalam beberapa bulan mendatang, terutama jika sentimen dovish dari bank sentral global semakin nyata.

Pergerakan Saham Amerika Serikat, Aset Kripto, dan Emas Digital saat ini bisa kamu cek di aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di Aset Kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dan eksplor koin kripto lainnya, sebuah aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi para investor di Indonesia. Bagi para investor yang baru ingin memulai berinvestasi tidak perlu khawatir karena, Karena cuma di aplikasi ini aset kamu terproteksi dari risiko cybercrime dengan Asuransi Sinarmas. Bagi para penggiat investasi yang ingin menggunakan Nanovest, aplikasi ini sudah tersedia di Play Store maupun App Store Anda.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

KAI dan Pemprov Jawa Barat Perkuat Sinergi Bahas Keselamatan Perlintasan dan Revitalisasi Stasiun Bandung
BINUS UNIVERSITY dan SAP Gelar SAP x Partners Day: Siapkan Talenta Digital untuk Karier Global
KAI Daop 2 Bandung Lakukan Perawatan Intensif Sarana Perkeretaapian untuk Jaga Kenyamanan Pelanggan
KAI Daop 2 Bandung Himbau Masyarakat Utamakan Keselamatan Saat Melewati Perlintasan Sebidang
KAI Daop 2 Bandung Himbau Pelanggan Berangkat Lebih Awal ke Stasiun Antisipasi Perubahan Kondisi Cuaca dan Kemacetan
Tren, Peluang, dan Strategi di Investasi Emas Online di Akhir Tahun 2025
India dan Indonesia Perkuat Kerja Sama Demokrasi Melalui Program Pemantau Pemilu Internasional 2025
Sambut Usia ke-42, BRI Finance Buka Lowongan Hingga 500 Pekerja di Seluruh Indonesia
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 21:39 WIB

KAI dan Pemprov Jawa Barat Perkuat Sinergi Bahas Keselamatan Perlintasan dan Revitalisasi Stasiun Bandung

Jumat, 7 November 2025 - 21:00 WIB

BINUS UNIVERSITY dan SAP Gelar SAP x Partners Day: Siapkan Talenta Digital untuk Karier Global

Jumat, 7 November 2025 - 20:25 WIB

KAI Daop 2 Bandung Lakukan Perawatan Intensif Sarana Perkeretaapian untuk Jaga Kenyamanan Pelanggan

Jumat, 7 November 2025 - 20:20 WIB

KAI Daop 2 Bandung Himbau Masyarakat Utamakan Keselamatan Saat Melewati Perlintasan Sebidang

Jumat, 7 November 2025 - 20:15 WIB

KAI Daop 2 Bandung Himbau Pelanggan Berangkat Lebih Awal ke Stasiun Antisipasi Perubahan Kondisi Cuaca dan Kemacetan

Jumat, 7 November 2025 - 17:19 WIB

India dan Indonesia Perkuat Kerja Sama Demokrasi Melalui Program Pemantau Pemilu Internasional 2025

Jumat, 7 November 2025 - 16:11 WIB

Sambut Usia ke-42, BRI Finance Buka Lowongan Hingga 500 Pekerja di Seluruh Indonesia

Jumat, 7 November 2025 - 15:40 WIB

LindungiHutan Buka Lima Lokasi Penanaman Baru, Pangalengan Jadi Titik Penting Reforestasi Jawa Barat

Berita Terbaru