Peluang Pemangkasan Suku Bunga The Fed 60%, Harga Bitcoin Siap ‘Meledak’

- Editor

Senin, 5 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Bitcoin (BTC) menunjukkan sinyal kuat untuk mengalami kenaikan signifikan pada 1 Mei 2025. Aset kripto terbesar di dunia ini tampak berusaha menembus level penting di angka USD $95.000. Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme pasar terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat, khususnya terkait potensi pelonggaran suku bunga acuan oleh bank sentral negara tersebut.

Data terbaru yang dirilis melalui CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa peluang Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya, yang dijadwalkan pada 18 Juni mendatang, kini mencapai 60%. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan sehari sebelumnya, di mana probabilitas pemangkasan suku bunga tercatat sebesar 57% pada 30 April. Lonjakan kecil dalam ekspektasi pasar ini menjadi salah satu pendorong utama sentimen positif terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.

Kombinasi antara prospek pelonggaran kebijakan moneter dan meningkatnya minat investor terhadap aset digital dinilai menjadi faktor pendorong harga Bitcoin dalam beberapa hari terakhir. Pasar kripto kian sensitif terhadap kebijakan suku bunga The Fed, mengingat suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik investasi di sektor aset berisiko. Para analis memperkirakan bahwa jika peluang penurunan suku bunga terus meningkat, potensi Bitcoin untuk menembus level tertinggi baru semakin terbuka lebar.

Meski demikian, beberapa pihak mengingatkan adanya potensi volatilitas yang tetap harus diwaspadai. Pergerakan harga Bitcoin yang cepat dan tajam sering kali diikuti oleh koreksi, terutama jika sentimen pasar berubah dengan cepat akibat rilis data ekonomi atau pernyataan resmi dari pejabat The Fed. Oleh karena itu, investor diingatkan untuk tetap berhati-hati dan memantau perkembangan pasar secara cermat dalam beberapa pekan ke depan.

Baca Juga :  Meningkatkan Kompetensi Loading Master Bersama Port Academy

Data terbaru mengenai produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat menunjukkan hasil yang mengecewakan, dengan kontraksi ekonomi sebesar -0,3% pada kuartal terakhir. Angka ini jauh lebih buruk dibandingkan proyeksi pasar yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan positif sebesar 0,3%. Hasil ini mengindikasikan adanya perlambatan yang lebih tajam dari yang diperkirakan dalam aktivitas ekonomi AS, sekaligus memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan terdorong untuk segera melonggarkan kebijakan moneternya melalui penurunan suku bunga guna menopang perekonomian.

Prospek pelonggaran kebijakan moneter ini memberikan tekanan pada imbal hasil aset tradisional seperti obligasi, yang biasanya kurang diminati ketika suku bunga turun. Di sisi lain, pelemahan aset berbasis pendapatan tetap justru membuka ruang bagi investor untuk mengalihkan portofolio mereka ke instrumen berisiko yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, termasuk pasar kripto. Bitcoin, sebagai salah satu aset digital utama, ikut menikmati aliran dana ini. Tak heran jika harga BTC kembali menguat setelah sempat melemah di bawah level $93.000 pasca pengumuman data PDB tersebut.

Secara teknikal, pergerakan Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang cukup solid, dengan target jangka pendek berfokus pada level resistensi penting di sekitar $95.000. Jika level ini berhasil ditembus secara meyakinkan, para analis memperkirakan Bitcoin memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju area psikologis $100.000. Meski demikian, ada hambatan teknis lain yang perlu diperhatikan, yaitu zona resistensi di kisaran $96.000 hingga $99.000, yang berpotensi menahan laju kenaikan dalam waktu dekat jika tidak berhasil dilampaui.

Baca Juga :  Awas! Doom Spending: Belanja Tanpa Kendali Akibat Kepanikan

Namun, para pelaku pasar juga diingatkan untuk mewaspadai kemungkinan konsolidasi atau koreksi harga jika Bitcoin gagal menembus area resistensi tersebut. Fluktuasi harga yang tinggi masih menjadi karakteristik utama pasar kripto, sehingga keputusan investasi tetap perlu disertai manajemen risiko yang matang. Dengan dinamika pasar yang terus berkembang, investor diimbau untuk mencermati baik data fundamental maupun indikator teknikal guna mengambil keputusan yang lebih bijak dalam menghadapi pergerakan harga berikutnya.

Pergerakan harga Bitcoin dan Aset kripto lainnya, Saham Amerika Serikat, dan Emas Digital saat ini bisa kamu cek di aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di Aset Kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dan eksplor koin kripto lainnya, sebuah aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi para investor di Indonesia. Bagi para investor yang baru ingin memulai berinvestasi tidak perlu khawatir karena aset yang kamu miliki akan terjamin oleh perlindungan asuransi Sinar Mas sehingga terlindungi dari risiko cybercrime. Dan Nanovest juga telah terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI, sehingga aman untuk digunakan. Bagi para penggiat investasi yang ingin menggunakan Nanovest, aplikasi ini sudah tersedia di Play Store maupun App Store Anda.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Lebih dari 4.500 Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Belajar Berpikir Kritis di Era AI
KAI Daop 2 Bandung Sampaikan Permohonan Maaf atas Keterlambatan Sejumlah Perjalanan Kereta Api dari Jakarta Akibat Adanya Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh
Kereta Api, Urat Nadi Pertahanan Bangsa yang Tak Pernah Berhenti Bergerak
KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Ketentuan Baru Penggunaan Powerbank di Kereta Api
Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?
BINUS University Menjadi Tuan Rumah Grand Final Startup Wars 2025: Mempersiapkan Generasi Venture Capitalists Baru di Asia Tenggara
YourBestie, Platform Sewa Motor Pertama di Indonesia, Kini Hadir di 9 Kota
Setelah Reli Panjang, Harga Emas Melemah ke $4.054 per Ons Jelang Rilis Data Inflasi AS
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:26 WIB

Lebih dari 4.500 Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Belajar Berpikir Kritis di Era AI

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:08 WIB

KAI Daop 2 Bandung Sampaikan Permohonan Maaf atas Keterlambatan Sejumlah Perjalanan Kereta Api dari Jakarta Akibat Adanya Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 13:53 WIB

Kereta Api, Urat Nadi Pertahanan Bangsa yang Tak Pernah Berhenti Bergerak

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 13:17 WIB

KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Ketentuan Baru Penggunaan Powerbank di Kereta Api

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:31 WIB

YourBestie, Platform Sewa Motor Pertama di Indonesia, Kini Hadir di 9 Kota

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:00 WIB

Setelah Reli Panjang, Harga Emas Melemah ke $4.054 per Ons Jelang Rilis Data Inflasi AS

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:24 WIB

Menteri PU Perkuat Infrastruktur Permukiman : Sasar Kawasan Kumuh, Destinasi Wisata, dan Pengentasan Kemiskinan

Berita Terbaru