Reli Emas Masih Berlanjut, Pasar Tunggu Data NFP AS

- Editor

Kamis, 4 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) terus menunjukkan penguatan seiring dengan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat serta meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera menurunkan suku bunga. Pada perdagangan Kamis (4/8), logam mulia ini sempat diperdagangkan di kisaran $3.450 per troy ounce dan diproyeksikan masih berpeluang menembus rekor tertinggi baru.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menegaskan bahwa tren emas saat ini masih bullish. Menurutnya, pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan sinyal kenaikan yang solid. Jika dorongan ini berlanjut, harga emas berpotensi menuju level $3.600 per troy ounce. Meski demikian, apabila terjadi koreksi, area $3.527 akan menjadi titik support penting yang patut diperhatikan.

Kenaikan harga emas ini juga ditopang oleh data ekonomi Amerika Serikat yang melemah. Laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) mencatat penurunan signifikan jumlah lowongan pekerjaan. Walaupun pesanan pabrik sedikit meningkat, gambaran umum menunjukkan perlambatan ekonomi yang semakin nyata. Kondisi ini memperbesar peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan September, sebuah faktor yang biasanya sangat mendukung harga emas.

Baca Juga :  Deposit, Trading dan Menangin Tiket Konser Blackpink Disini

Dari sisi teknikal, investor tetap perlu berhati-hati karena indikator osilator menandakan emas sudah berada di area jenuh beli. Artinya, ada potensi terjadi konsolidasi atau aksi ambil untung sebelum tren naik berlanjut. Bagi trader yang sudah memegang posisi beli, kondisi ini masih menguntungkan, namun pelaku baru disarankan menunggu konfirmasi arah berikutnya.

Fokus pasar kini beralih ke rilis data ketenagakerjaan penting, yaitu Nonfarm Payrolls (NFP) Agustus yang akan diumumkan Jumat mendatang. Sebelum itu, laporan klaim pengangguran mingguan dan data ADP Employment Change menjadi perhatian karena dapat memberi gambaran awal tentang kondisi tenaga kerja. Jika hasil data semakin menegaskan pelemahan, peluang penurunan suku bunga The Fed akan semakin besar dan mendorong reli emas berlanjut.

Sementara itu, pandangan pejabat The Fed masih terpecah. Neel Kashkari dari Minneapolis dan Raphael Bostic dari Atlanta menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga, meskipun mengakui pasar tenaga kerja mulai menunjukkan pelemahan. Bostic memperkirakan ada satu kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini. Di sisi lain, Alberto Musalem dari St. Louis cenderung tetap pada kebijakan ketat, sedangkan Christopher Waller justru mendukung penurunan suku bunga pada September.

Baca Juga :  Bittime Gelar Memecoin Mania, Perluas Adopsi Aset Kripto di Indonesia

Faktor tambahan yang memperkuat emas adalah pelemahan dolar AS. Indeks Dolar (DXY) turun 0,20% ke posisi 98,11, sementara imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun juga melemah lebih dari lima basis poin ke 4,211%. Imbal hasil riil AS tercatat menurun ke 1,803%. Kombinasi faktor-faktor ini membuat emas semakin diminati sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.

Secara keseluruhan, Andy Nugraha menilai emas masih berada dalam tren bullish jangka pendek dengan target utama di $3.600 per troy ounce. Meski demikian, peluang koreksi tetap ada, terutama jika aksi ambil untung meningkat. Keputusan arah selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan AS, yang menjadi penentu utama ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?
BINUS University Menjadi Tuan Rumah Grand Final Startup Wars 2025: Mempersiapkan Generasi Venture Capitalists Baru di Asia Tenggara
YourBestie, Platform Sewa Motor Pertama di Indonesia, Kini Hadir di 9 Kota
Setelah Reli Panjang, Harga Emas Melemah ke $4.054 per Ons Jelang Rilis Data Inflasi AS
Menteri PU Perkuat Infrastruktur Permukiman : Sasar Kawasan Kumuh, Destinasi Wisata, dan Pengentasan Kemiskinan
Menteri PU Pimpin Peletakan Batu Pertama SILN Riyadh dan Jeddah, Wujudkan Pendidikan Berkualitas bagi WNI di Arab Saudi
KAI Daop 1 Jakarta Sosialisasikan Rencana Penutupan JPL 148 Tenjo, Pengguna Jalan Diimbau Gunakan Flyover Subiantoro
Intel Siap Genjot Pasar PC Berbasis AI, Targetkan 290 Juta Unit Tahun Depan
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 06:00 WIB

BINUS University Menjadi Tuan Rumah Grand Final Startup Wars 2025: Mempersiapkan Generasi Venture Capitalists Baru di Asia Tenggara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:31 WIB

YourBestie, Platform Sewa Motor Pertama di Indonesia, Kini Hadir di 9 Kota

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:00 WIB

Setelah Reli Panjang, Harga Emas Melemah ke $4.054 per Ons Jelang Rilis Data Inflasi AS

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:24 WIB

Menteri PU Perkuat Infrastruktur Permukiman : Sasar Kawasan Kumuh, Destinasi Wisata, dan Pengentasan Kemiskinan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:09 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Sosialisasikan Rencana Penutupan JPL 148 Tenjo, Pengguna Jalan Diimbau Gunakan Flyover Subiantoro

Jumat, 24 Oktober 2025 - 21:51 WIB

Intel Siap Genjot Pasar PC Berbasis AI, Targetkan 290 Juta Unit Tahun Depan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 21:15 WIB

DKV Creative Advertising BINUS UNIVERSITY Hadirkan Pameran Creative Icon di Mall Taman Anggrek

Berita Terbaru