AS Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Harga Minyak Anjlok Tajam

- Editor

Selasa, 24 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga minyak mentah kembali menunjukkan gejolak tajam menyusul perkembangan terbaru dari konflik geopolitik di Timur Tengah. Ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat masih menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga komoditas energi ini. Selain itu, tekanan dari sisi teknikal turut memperbesar potensi penurunan harga. Hal tersebut disampaikan oleh Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia.

Dalam dua hari terakhir, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) mengalami pelemahan yang cukup dalam. Pada penutupan perdagangan Senin, 23 Juni, harga WTI anjlok lebih dari 7 persen atau sekitar $5,53, sehingga ditutup di level $68,51 per barel. Penurunan tajam ini terjadi setelah Iran memutuskan untuk tidak menghalangi jalur pelayaran kapal tanker minyak yang melintasi Selat Hormuz. Padahal, sebelumnya ketegangan di kawasan ini sempat memuncak setelah Iran melancarkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Qatar. Serangan itu merupakan respons atas tindakan militer Amerika yang menghantam fasilitas nuklir Iran.

Situasi pasar semakin berubah setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan telah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Dalam pernyataannya, Trump menyebutkan bahwa kedua negara akan menerapkan gencatan senjata secara bertahap. Harapannya, konflik yang telah berlangsung selama hampir dua pekan terakhir dapat segera dihentikan dalam waktu 24 jam ke depan.

Baca Juga :  Pureprofile Ungkap Pentingnya Studi Kesehatan Merek untuk Pertumbuhan Bisnis / Unveiling the power of brand health studies

Kabar gencatan senjata tersebut langsung memicu aksi jual besar-besaran di pasar minyak global. Harga WTI pada perdagangan Selasa pagi, 24 Juni, kembali merosot sekitar $2,7 atau setara 3,94 persen, sehingga turun ke level $65,46 per barel. Ini menjadi posisi terendah harga minyak WTI dalam lebih dari seminggu terakhir. Pengumuman tersebut juga mengurangi kekhawatiran pasar terhadap potensi terganggunya pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah, khususnya dari Iran, yang selama ini menjadi salah satu produsen dan eksportir utama minyak mentah dunia.

Dari sisi teknikal, Andy Nugraha menuturkan bahwa tren penurunan harga minyak WTI semakin terlihat jelas. Ia menjelaskan bahwa formasi candlestick yang muncul, ditambah dengan sinyal dari indikator Moving Average, menunjukkan kecenderungan bearish atau penurunan yang semakin kuat. Selain itu, aksi jual yang terjadi sebelumnya turut mengonfirmasi adanya zona resistensi kuat di area harga $78,40 hingga $80,77 per barel.

Baca Juga :  DUST Mempersembahkan DENIM MEETS HERITAGE – Kolaborasi Fashion dan Seni di SPOTLIGHT INDONESIA 2024

Melihat kondisi saat ini, Andy memperkirakan tekanan jual masih akan mendominasi pergerakan harga minyak mentah. Ia memproyeksikan harga WTI berpotensi melanjutkan pelemahan hingga mencapai area support psikologis di sekitar $64 per barel. Meski demikian, peluang untuk terjadinya rebound atau pemulihan teknikal tetap terbuka, dengan target kenaikan terbatas di sekitar $69 per barel, terutama jika muncul sentimen positif atau aksi ambil untung dari para pelaku pasar.

Andy juga menambahkan bahwa situasi pasar minyak global saat ini sangat bergantung pada dinamika geopolitik, khususnya terkait implementasi gencatan senjata tersebut dan bagaimana kelanjutan ekspor minyak dari Iran. Selama situasi kawasan tetap relatif kondusif, harga minyak diperkirakan masih akan bergerak dalam tekanan. Namun, jika terjadi eskalasi baru atau ketegangan kembali meningkat, pasar bisa saja kembali bergejolak dengan volatilitas yang besar dan tiba-tiba.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

PTPP Dorong Efisiensi dan Inovasi Hijau dalam Konstruksi Nasional: Pionir Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Dukung LRT RUN BREAK THE RUSH, KAI Lakukan Penyesuaian Jadwal Perjalanan LRT Jabodebek pada 2 November
Laba Inti Meningkat 5,02%, Jasa Marga Konsisten Jaga Kinerja Positif Sepanjang Kuartal III Tahun 2025
KAI Daop 8 Surabaya Terima Kunjungan Komisi VII DPR RI Di Stasiun Sidoarjo Bahas Pembangunan Jalur Ganda dan Elektrifikasi
40% Petani Sawit Indonesia Hadapi Tantangan Ketertelusuran dan Sertifikasi di Tengah Kewajiban Kepatuhan EUDR
Neo Keliling Meriahkan Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Surabaya
Rayakan Pernikahan Akhir Tahun Tanpa Khawatir Dana Bersama BRI Flash
Ekspansi Berkelanjutan KAI Logistik: 277 Titik KALOG Express Dukung Peningkatan Akses dan Lapangan Kerja
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:53 WIB

PTPP Dorong Efisiensi dan Inovasi Hijau dalam Konstruksi Nasional: Pionir Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:50 WIB

Dukung LRT RUN BREAK THE RUSH, KAI Lakukan Penyesuaian Jadwal Perjalanan LRT Jabodebek pada 2 November

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:47 WIB

Laba Inti Meningkat 5,02%, Jasa Marga Konsisten Jaga Kinerja Positif Sepanjang Kuartal III Tahun 2025

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:41 WIB

KAI Daop 8 Surabaya Terima Kunjungan Komisi VII DPR RI Di Stasiun Sidoarjo Bahas Pembangunan Jalur Ganda dan Elektrifikasi

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:35 WIB

40% Petani Sawit Indonesia Hadapi Tantangan Ketertelusuran dan Sertifikasi di Tengah Kewajiban Kepatuhan EUDR

Kamis, 30 Oktober 2025 - 12:16 WIB

Rayakan Pernikahan Akhir Tahun Tanpa Khawatir Dana Bersama BRI Flash

Kamis, 30 Oktober 2025 - 11:55 WIB

Ekspansi Berkelanjutan KAI Logistik: 277 Titik KALOG Express Dukung Peningkatan Akses dan Lapangan Kerja

Kamis, 30 Oktober 2025 - 10:59 WIB

AICA Dorong Kolaborasi Kreatif antara Desain Interior dan Fashion di Jakarta Fashion Week 2026

Berita Terbaru