Carbon Offset Diuji Relevansinya, Ini Tanggapan Para Ahli

- Editor

Selasa, 10 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang, 10 Juni 2025 — Di tengah meningkatnya tuntutan terhadap aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim, efektivitas skema carbon offset kembali menjadi perbincangan. Banyak pihak mempertanyakan apakah program ini masih relevan, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian integral dari strategi mitigasi emisi karbon. Sejalan dengan itu, LindungiHutan turut mengangkat isu ini sebagai penyedia layanan carbon offset berbasis ekosistem alami di Indonesia.

Carbon offset adalah mekanisme di mana individu atau entitas bisnis dapat mengimbangi jejak karbonnya dengan mendanai proyek-proyek konservasi, seperti penanaman pohon atau perlindungan hutan. Menurut Sahil et al. (2023), skema ini idealnya digunakan bersamaan dengan upaya pengurangan emisi secara langsung dan bukan sebagai pengganti. Namun, laporan Science dan Nature dalam dua tahun terakhir menunjukkan adanya tantangan serius, seperti penghitungan emisi yang tidak akurat dan kurangnya transparansi dalam pelaporan dampak jangka panjang.

Menanggapi hal ini, Miftachur “Ben” Robani, CEO LindungiHutan menyatakan bahwa transparansi dan monitoring berbasis komunitas lokal menjadi kunci dari program carbon offset yang bertanggung jawab. “Kami sadar bahwa kredibilitas program sangat bergantung pada pengukuran yang akurat dan partisipasi masyarakat di lapangan. Maka dari itu, semua proyek offset kami disertai dengan mekanisme pelaporan terbuka, melibatkan petani penggerak, serta pemantauan berkelanjutan,” ujarnya.

Baca Juga :  Lebih dari 3.000 Binusian Resmi Diwisuda, Siap Berkontribusi dan Membangun Bangsa

Melalui program carbon offset LindungiHutan, perusahaan maupun individu dapat berkontribusi langsung dalam rehabilitasi ekosistem seperti mangrove, hutan lindung, dan kawasan rawan longsor. Salah satu contohnya adalah rehabilitasi pesisir di Semarang dan Kendal, di mana ribuan pohon mangrove ditanam untuk menahan abrasi dan menyerap karbon.

Studi oleh Donato et al. (2011) menunjukkan bahwa penyerapan karbon di ekosistem mangrove pesisir 2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan hutan tropis, dengan cadangan karbon total yang bisa 3 hingga 5 kali lebih besar berkat penyimpanan signifikan di bawah tanah. Maka dari itu, LindungiHutan secara aktif menjadikan mangrove sebagai salah satu basis utama dalam program offset-nya.

Baca Juga :  Maksimalkan Closing Rate dengan Bantuan CRM yang Efektif

Pakar lingkungan dari berbagai institusi menegaskan bahwa program carbon offset tetap memiliki tempat penting dalam agenda iklim global, selama dikelola secara kredibel. Dalam sebuah ulasan oleh Nature (2023), disebutkan bahwa program offset yang berbasis pada solusi berbasis alam (nature-based solutions) memiliki peluang paling besar untuk menghasilkan dampak ekologis nyata.

“Carbon offset bukan solusi tunggal, tetapi ia bisa menjadi jembatan penting bagi perusahaan yang sedang dalam transisi menuju praktik bisnis rendah karbon,” kata Aminul Ichsan, Ketua Yayasan LindungiHutan.

Dengan meningkatnya kesadaran publik dan sorotan terhadap praktik greenwashing, transparansi dan keakuratan data menjadi keharusan dalam setiap inisiatif lingkungan. LindungiHutan berharap diskursus publik mengenai carbon offset terus berkembang, dengan pendekatan yang berbasis ilmu pengetahuan dan kebutuhan komunitas akar rumput.

Sebagai penyedia layanan offset berbasis konservasi lokal, LindungiHutan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan pemulihan iklim yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

KEMENTERIAN PU AJAK RIBUAN SISWA SEKOLAH RAKYAT JADI AGEN PERUBAHAN HIDUP SEHAT
Meriahkan Event Semarang Great Sale, KAI Daop 4 Semarang Berikan Diskon 10% Tiket KA Keberangkatan dan Tujuan Stasiun Semarang Tawang
Semangat Nasionalisme Diwujudkan dengan Disiplin di Perlintasan Sebidang
Lompatan Kosmis India: Miliaran Mimpi, Menuju Bulan, Mars, dan Venus
Tren Usaha Millennials dan Gen Z di Tahun 2025
Lebih dari 10 Ribu Pelanggan KAI Daop 1 Jakarta Sudah Manfaatkan Promo Merdeka, Volume Penumpang Libur Panjang Capai 250 Ribu Orang
Apresiasi Pelanggan Setia, MyRepublic Indonesia Berikan Speed Upgrade Gratis Hingga 450 Mbps di Hari Kemerdekaan
Inovasi Terbaru dalam Sistem Transportasi Pertambangan Laut yang Efisien
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 23:56 WIB

KEMENTERIAN PU AJAK RIBUAN SISWA SEKOLAH RAKYAT JADI AGEN PERUBAHAN HIDUP SEHAT

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 23:02 WIB

Meriahkan Event Semarang Great Sale, KAI Daop 4 Semarang Berikan Diskon 10% Tiket KA Keberangkatan dan Tujuan Stasiun Semarang Tawang

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 22:17 WIB

Semangat Nasionalisme Diwujudkan dengan Disiplin di Perlintasan Sebidang

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 21:38 WIB

Lompatan Kosmis India: Miliaran Mimpi, Menuju Bulan, Mars, dan Venus

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 16:26 WIB

Lebih dari 10 Ribu Pelanggan KAI Daop 1 Jakarta Sudah Manfaatkan Promo Merdeka, Volume Penumpang Libur Panjang Capai 250 Ribu Orang

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 16:23 WIB

Apresiasi Pelanggan Setia, MyRepublic Indonesia Berikan Speed Upgrade Gratis Hingga 450 Mbps di Hari Kemerdekaan

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 14:56 WIB

Inovasi Terbaru dalam Sistem Transportasi Pertambangan Laut yang Efisien

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 14:52 WIB

Susu Kambing Etamilku dari Lereng Gunung Merapi untuk Nyeri Sendi dan Pernapasan, Terjual Puluhan Ribu Box Setiap Bulan

Berita Terbaru