Rela Habiskan Ratusan Juta untuk Belajar Trading? Perjalanan Mathias Putra Temukan Sistem Trading Anti-MC

- Editor

Senin, 16 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di balik hingar-bingar dunia trading, masih banyak yang tak menyadari bahwa keberhasilan di pasar bukan soal hoki, melainkan soal ilmu, pengalaman, dan mental tahan banting.
Mathias Putra adalah contoh hidup dari prinsip ini. Ia rela menghabiskan ratusan juta rupiah hanya untuk satu tujuan: memahami bagaimana trading benar-benar bekerja. Baginya, tak ada jalan pintas; semua butuh waktu dan ketekunan.

Ilmu Itu Mahal, Tapi Gagal Lebih Mahal

Mathis Putra kini dikenal sebagai praktisi dan pengajar trading Forex melalui kelas Big Boy Concept. Namun, Mathias tidak memulai perjalanan tradingnya dengan mudah.

Dimulai dari rasa penasaran, Mathias mengikuti pelatihan trading dari dalam negeri hingga luar negeri, dari workshop kecil sampai seminar eksklusif bersama fund manager institusional di Malaysia, Singapura, hingga Hongkong. Rasa penasaran itu berkembang menjadi tekad untuk menemukan satu sistem paling efektif untuk trading. Tidak tanggung-tanggung, total biaya yang ia keluarkan mencapai ratusan juta rupiah untuk satu kali workshop.

Apakah kemudian semua workshop tersebut seketika memberikan hasil sepadan? Tentu tidak. Mathias masih didera kegagalan berkali-kali karena loss/MC. Namun justru dari kegagalan-kegagalan awal, ia makin terpacu. Setiap kerugian menjadi bahan bakar untuk mencari tahu di mana kesalahan dan bagaimana seharusnya.

Baca Juga :  Panduan Praktis: Cara Beli dan Jual Bitcoin Langsung di ATM!

“Kalau rugi bikin kamu berhenti, berarti kamu memang belum siap jadi trader,” tegasnya.

Dari Kantoran ke Dunia Trading: Cari Jalan Baru Menuju Kebebasan

Sebelum mengenal trading, Mathias bekerja di sektor perbankan dan manufaktur. Meski penghasilan stabil, ia merasa hidupnya tak punya arah. Ia mendambakan kebebasan waktu dan finansial.

Saat itu, trading menjadi salah satu opsi karir yang paling menjanjikan karena “nampak” mudah mencari keuntungan dalam waktu yang jauh lebih fleksibel daripada kerja kantoran. Akan tetapi, ketika ia mulai terjun ke industri, realitasnya jauh lebih kejam.

Ia kehilangan banyak modal, termasuk properti yang dikumpulkan selama bertahun-tahun bekerja. Meski begitu, pengalaman tersebut justru membawanya pada kesadaran bahwa kalau ingin berhasil, ia tak bisa asal coba-coba. Ia harus berpikir seperti institusi, bukan spekulan.

Sebab, apabila mendapatkan keuntungan di Forex hanya khayalan, tak mungkin industrinya berkembang pesat hingga hari ini.

Baca Juga :  KAI Daop 4 Semarang Tertibkan Aset Negara di Wilayah Gergaji Semarang

Big Boy Concept: Sistem yang Lahir dari Kegagalan dan Ilmu

Dari seluruh pengalaman itu, Mathias membangun pendekatan yang ia sebut Big Boy Concept—cara berpikir dan strategi seperti trader institusi:

Tidak menahan posisi semalam

Menghitung risiko sebelum entry

Cut loss cepat, jangan baper

Hindari overtrading dan euforia

Konsep ini lahir bukan dari teori, tapi dari ribuan jam pengalaman dan kekalahan trading yang ia pelajari selama 20 tahun. “Institusi besar bisa tetap untung bukan karena mereka selalu benar, tapi karena mereka tahu kapan harus bertahan dan mundur,” jelasnya.

Trading memang membutuhkan konsistensi, logika, dan mental baja. Bagi Mathias, profit adalah hasil dari sistem dan mental. Di pasar yang tak peduli siapa kamu, hanya mereka yang disiplin yang bisa bertahan. Ia tidak menjual mimpi cepat kaya. Ia menawarkan realita: bahwa untuk jadi trader yang kuat, kamu harus gigih belajar dan berani untuk gagal.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Holding Perkebunan Nusantara Dorong Sawit Rakyat Produktif, PT RPN Latih 99 Pekebun Labusel
Heritage Jadi Nilai, Wisata Jadi Daya: KAI Akan Terus Kembangkan Kawasan Stasiun Semarang Tawang Sebagai Pusat Kolaborasi dan Transportasi Berkelanjutan
RISE & RUN JAKARTA 2025: RUN THE CITY – FEEL THE PULSE
Membangun Profesionalitas di Atas Rel, KAI Daop 1 Jakarta Gelar Pembinaan Pekerja Operasional
Perhatikan Ketentuan Baru Membawa Powerbank di Kereta Api
Rutinitas Pagi yang Akan Membuat Finansialmu Lebih Teratur
Harus Menolong Keluarga Tapi Dana Belum Siap? Simak Cara Menyikapinya
LRT Jabodebek Layani 7,7 Juta Pengguna pada Triwulan III 2025, Tumbuh 15,6 Persen Dibandingkan Triwulan II
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 00:01 WIB

Holding Perkebunan Nusantara Dorong Sawit Rakyat Produktif, PT RPN Latih 99 Pekebun Labusel

Kamis, 23 Oktober 2025 - 23:08 WIB

Heritage Jadi Nilai, Wisata Jadi Daya: KAI Akan Terus Kembangkan Kawasan Stasiun Semarang Tawang Sebagai Pusat Kolaborasi dan Transportasi Berkelanjutan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 20:53 WIB

RISE & RUN JAKARTA 2025: RUN THE CITY – FEEL THE PULSE

Kamis, 23 Oktober 2025 - 20:44 WIB

Membangun Profesionalitas di Atas Rel, KAI Daop 1 Jakarta Gelar Pembinaan Pekerja Operasional

Kamis, 23 Oktober 2025 - 20:39 WIB

Perhatikan Ketentuan Baru Membawa Powerbank di Kereta Api

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:33 WIB

Harus Menolong Keluarga Tapi Dana Belum Siap? Simak Cara Menyikapinya

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:01 WIB

LRT Jabodebek Layani 7,7 Juta Pengguna pada Triwulan III 2025, Tumbuh 15,6 Persen Dibandingkan Triwulan II

Kamis, 23 Oktober 2025 - 16:51 WIB

Penumpang KAI Divre III Meningkat 6%,Tren Positif Dalam Penguatan Stabilitas Ekonomi Sumatera Selatan

Berita Terbaru