Kenalan dengan Michael Saylor, Sosok di Balik Perusahaan Pemegang Bitcoin Terbesar di Dunia

- Editor

Senin, 30 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebelum 2020, mungkin tidak banyak yang kenal dengan Michael Saylor. Ia adalah figur sentral pada tren adopsi Bitcoin oleh perusahaan global. Saylor adalah pendiri dan Executive Chairman dari MicroStrategy yang kini berganti nama menjadi Strategy. Menggunakan taktik yang ia beri nama “Flywheel”, Strategy kini menjadi perusahaan pemegang Bitcoin terbesar di dunia.

Alih-alih menyimpan cadangan kas perusahaan dalam bentuk dolar atau obligasi seperti pada umumnya, MicroStrategy membeli 21.454 BTC senilai US$250 juta pada tahun 2020. Selain membuat MicroStrategy populer, langkah ini juga memulai perjalanan mereka sebagai institusi publik pertama yang mengadopsi Bitcoin secara strategis. Sejak saat itu, MicroStrategy menambah kepemilikannya secara berkala melalui berbagai mekanisme pendanaan, termasuk penjualan saham dan penerbitan utang konversi.

Hingga pertengahan 2025, Strategy tercatat memegang lebih dari 580.000 BTC, atau sekitar 2,7% dari total pasokan Bitcoin di seluruh dunia. Strategy memegang total sebesar US$60 miliar dalam nilai fiat.

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Sosialisasikan Rencana Penutupan JPL 148 Tenjo, Pengguna Jalan Diimbau Gunakan Flyover Subiantoro

Bitcoin selalu menampilkan tren kenaikan harga yang mengesankan dari tahun ke tahun. Setelah menyentuh puncak tertinggi (all-time high) mendekati US$112.000 pada Mei 2025, harga Bitcoin sempat terkoreksi ke kisaran US$105.000 pada akhir Juni. Di sisi lain, pasokan Bitcoin yang beredar saat ini adalah sekitar 19,88 juta koin, atau sekitar 95% dari total pasokan sejumlah 21 juta.

Strategi Flywheel Michael Saylor

Untuk mencapai posisinya saat ini, Saylor menerapkan taktik terstruktur yang ia sebut sebagai Bitcoin Flywheel. Taktik ini bertujuan untuk menciptakan siklus akumulasi berkelanjutan yang didorong oleh tren pasar dan pendanaan strategis. Berikut skemanya:

1. Menerbitkan surat utang konversi (convertible notes) sebagai sumber pendanaan.

2. Menggunakan hasil pendanaan untuk membeli Bitcoin secara agresif dan masif.

3. Mengandalkan kenaikan nilai saham perusahaan yang terekspos oleh Bitcoin.

4. Memanfaatkan saham yang meningkat untuk memperoleh lebih banyak pendanaan.

Model flywheel ini memanfaatkan daya tarik Bitcoin untuk memperkuat nilai perusahaan, lalu menggunakan kepercayaan pasar sebagai bahan bakar untuk ekspansi lebih lanjut.

Baca Juga :  Cari Software Akuntansi Andal? Ini Alasan Harus Cari yang Jual Accurate Surabaya

Pendekatan ini ternyata menghasilkan pertumbuhan yang sangat signifikan untuk Strategy. Nilai saham Strategy sempat melonjak hingga lebih dari 2.500% sejak taktik ini mulai diterapkan. Bahkan, valuasi perusahaan Strategy-pun sempat menyentuh angka US$106 miliar, jauh melampaui nilai Bitcoin yang mereka pegang.

Namun, strategi ini juga menuai kritik. Beberapa pihak mempertanyakan keberlanjutannya di masa depan, terutama jika harga Bitcoin mengalami koreksi yang tajam. Investor legendaris seperti Jim Chanos menyebut pendekatan Saylor sebagai bentuk manipulasi keuangan yang berisiko tinggi.

Meski demikian, Strategy tetap konsisten dengan flywheel-nya. Bahkan di tengah tekanan pasar, perusahaan ini baru-baru saja menambah 245 BTC senilai lebih dari US$26 juta ke portofolionya sebagai bukti bahwa keyakinan Saylor terhadap Bitcoin bukan hanya taktik belaka, namun juga merupakan keyakinan pada masa depan keuangan digital.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Tak Cuma Pertandingan, Ada Keseruan Apa Saja di Neobank Padel Tournament?
TFI – Tamil Friendship Indonesia Digandeng TVK – Tamilaga Vettri Kazhagam Partai Aktor Thalapathy Vijay
Persiapan Layani Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, DJKA dan KAI Daop 8 Surabaya Gelar Ramp Check Sarana Kereta Api
PTPP Percepat Pembangunan Infrastruktur Maritim Berkelas Dunia Proyek Pelabuhan Patimban
Jumlah Pelanggan KA Blambangan Ekspres Tumbuh 30,21 Persen Januari–Oktober 2025
16 Peluang Kerja di 2030 dari AI hingga IT
Video Processor Turtle AV: Solusi AV Serbaguna untuk Video Wall, Matrix & Multiview
Jangkau Institusi Pendidikan, JIP Luncurkan LED Videotron di Lingkungan Kampus BINUS
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 17:51 WIB

Tak Cuma Pertandingan, Ada Keseruan Apa Saja di Neobank Padel Tournament?

Sabtu, 8 November 2025 - 15:44 WIB

TFI – Tamil Friendship Indonesia Digandeng TVK – Tamilaga Vettri Kazhagam Partai Aktor Thalapathy Vijay

Sabtu, 8 November 2025 - 15:14 WIB

Persiapan Layani Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, DJKA dan KAI Daop 8 Surabaya Gelar Ramp Check Sarana Kereta Api

Sabtu, 8 November 2025 - 13:32 WIB

PTPP Percepat Pembangunan Infrastruktur Maritim Berkelas Dunia Proyek Pelabuhan Patimban

Sabtu, 8 November 2025 - 12:05 WIB

Jumlah Pelanggan KA Blambangan Ekspres Tumbuh 30,21 Persen Januari–Oktober 2025

Sabtu, 8 November 2025 - 07:09 WIB

Video Processor Turtle AV: Solusi AV Serbaguna untuk Video Wall, Matrix & Multiview

Sabtu, 8 November 2025 - 06:00 WIB

Jangkau Institusi Pendidikan, JIP Luncurkan LED Videotron di Lingkungan Kampus BINUS

Jumat, 7 November 2025 - 21:39 WIB

KAI dan Pemprov Jawa Barat Perkuat Sinergi Bahas Keselamatan Perlintasan dan Revitalisasi Stasiun Bandung

Berita Terbaru