Saat Sistem Ekonomi Lama Tak Lagi Relevan, Circular Economy Jadi Jawaban atas Krisis Lingkungan

- Editor

Selasa, 8 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang, 8 Juli 2025 – Sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga penuh dalam waktu lebih cepat dari yang diperkirakan. Sumber daya alam yang dieksploitasi hingga batas maksimum. Ketimpangan sosial akibat ketidakmerataan akses ekonomi. Semua ini merupakan gambaran nyata dari sistem ekonomi linear yang selama ini kita jalani.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan lebih dari 18 juta ton sampah setiap tahun, dengan hanya sekitar 11% yang berhasil didaur ulang. Sementara itu, Bank Dunia menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan berkontribusi pada menurunnya kesejahteraan ekonomi masyarakat kelas bawah, terutama yang menggantungkan hidupnya dari sumber daya alam secara langsung.

Berbeda dengan sistem linear yang berujung pada pembuangan, ekonomi sirkular menekankan pada pemanfaatan ulang, desain berkelanjutan, dan keberlanjutan sosial. Ini bukan hanya soal daur ulang, tetapi juga soal membangun sistem yang lebih hemat sumber daya, menciptakan nilai tambah dari limbah, dan membuka peluang kerja baru di sektor hijau.

Baca Juga :  KAI Catat Pertumbuhan Positif: Lebih dari 16 Juta Ton Barang Terangkut pada Januari–Maret 2025, Didominasi Batu Bara

Di berbagai wilayah di Indonesia, pendekatan ini mulai diterapkan oleh pelaku usaha lokal. Misalnya, petani yang mengolah limbah pertanian menjadi pupuk organik, penanaman pohon menggunakan kompos hasil dari pengolahan limbah makanan, atau komunitas yang mengubah sampah plastik rumah tangga menjadi produk kreatif. Pendekatan ini terbukti tidak hanya mengurangi tekanan lingkungan, tapi juga meningkatkan pendapatan dan kemandirian masyarakat.

Ketika krisis iklim dan degradasi lingkungan terus memburuk, transisi menuju sistem ekonomi yang lebih sirkular bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Bahkan, dalam laporan Ellen MacArthur Foundation, disebutkan bahwa penerapan ekonomi sirkular secara luas dapat mengurangi emisi karbon global hingga 39% dan mengurangi ekstraksi sumber daya primer hingga 28% pada tahun 2030.

Baca Juga :  Libur Sekolah dan Tahun Baru Islam 1447 H, KAI Daop 1 Jakarta Layani Hampir 400 Ribu Pelanggan KAJJ

Namun, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana memulai?

Untuk menjawab kebutuhan pemahaman yang lebih aplikatif, LindungiHutan merilis sebuah eBook berjudul “Circular Economy: Penerapan dalam Bisnis & Pemberdayaan Masyarakat”. Materi ini disusun berdasarkan pengalaman lapangan dan studi kasus dari berbagai sektor, khususnya yang menyentuh aspek bisnis mikro dan pemberdayaan komunitas.

Bagi yang tertarik memperluas pemahaman atau tengah mencari referensi untuk pengembangan usaha yang ramah lingkungan, eBook ini dapat diakses secara terbuka melalui tautan ini yang disediakan oleh LindungiHutan. Inisiatif kecil seperti ini diharapkan bisa menjadi jembatan awal untuk perubahan yang lebih besar, baik di tingkat individu, komunitas, maupun sektor usaha.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Kementerian PU Beri Pelatihan Konstruksi di Pesantren, Ratusan Santri Lirboyo Jadi Angkatan Pertama
KAI Daop 1 Jakarta Mohon Maaf, Sejumlah Perjalanan KA Dibatalkan Imbas Anjlokan KA Purwojaya di Kedunggedeh
KAI Pastikan Seluruh Penumpang KA Purwojaya dalam Keadaan Selamat, Penanganan dan Perjalanan Lanjutan Telah Disiapkan
Lebih dari 4.500 Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Belajar Berpikir Kritis di Era AI
KAI Daop 2 Bandung Sampaikan Permohonan Maaf atas Keterlambatan Sejumlah Perjalanan Kereta Api dari Jakarta Akibat Adanya Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh
Kereta Api, Urat Nadi Pertahanan Bangsa yang Tak Pernah Berhenti Bergerak
KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Ketentuan Baru Penggunaan Powerbank di Kereta Api
Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 23:58 WIB

Kementerian PU Beri Pelatihan Konstruksi di Pesantren, Ratusan Santri Lirboyo Jadi Angkatan Pertama

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 23:58 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Mohon Maaf, Sejumlah Perjalanan KA Dibatalkan Imbas Anjlokan KA Purwojaya di Kedunggedeh

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 23:55 WIB

KAI Pastikan Seluruh Penumpang KA Purwojaya dalam Keadaan Selamat, Penanganan dan Perjalanan Lanjutan Telah Disiapkan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:26 WIB

Lebih dari 4.500 Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Belajar Berpikir Kritis di Era AI

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:08 WIB

KAI Daop 2 Bandung Sampaikan Permohonan Maaf atas Keterlambatan Sejumlah Perjalanan Kereta Api dari Jakarta Akibat Adanya Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 13:17 WIB

KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Ketentuan Baru Penggunaan Powerbank di Kereta Api

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 06:00 WIB

BINUS University Menjadi Tuan Rumah Grand Final Startup Wars 2025: Mempersiapkan Generasi Venture Capitalists Baru di Asia Tenggara

Berita Terbaru