Baja Sebagai Primadona Komoditas Ekspor Indonesia

- Editor

Senin, 28 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta (28/07) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif impor sebesar 32% untuk seluruh produk asal Indonesia dan kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 yang diumumkan langsung melalui surat resmi yang ditujukan Presiden RI Prabowo Subianto tertanggal 7 Juli 2025.

Peningkatan penerapan tarif ini
menuai banyak kontroversi di kalangan pelaku industri baja global karena akan
memberikan dampak terhadap harga barang dan pasokan maupun risikonya terhadap
industri hilir.

Namun di tengah kontroversi
tersebut menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia nilai ekspor pada Mei
2025 sebesar US$24,61 miliar atau tumbuh 9,68% year on year dan surplus
perdagangan tercatat senilai US$4,3 miliar, tertinggi dalam 24 bulan.

“Dalam keadaan saat ini, bahkan
sektor besi dan baja merupakan salah satu dari banyak komoditas ekspor yang
menyala dengan kenaikan sebesar 27,9% year on year,” jelas Direktur Utama
Krakatau Steel Akbar Djohan sekaligus Chairman IISIA (The Indonesian Iron and
Steel Industry Association
).

Dalam keterangan terpisah, Menteri
Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa Amerika Serikat merupakan mitra
dagang utama Indonesia setelah China. Pada tahun 2024, ekspor Indonesia ke
Amerika Serikat mencapai USD26,3 miliar. Dimana ekspor Indonesia ke Amerika
Serikat terus mencatat pertumbuhan impresif, rata-rata 6,05% per tahun selama
periode 2020-2024.

Baca Juga :  Transformator Berkelanjutan PT Bambang Djaja: Fondasi Industri Hijau Indonesia

“Pada tahun 2024 surplus
perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat tercatat sebesar USD14,3 miliar
dan tren positif itu berlanjut hingga kuartal pertama 2025 di mana tercatat
surplus perdagangan tertinggi senilai USD1,98 miliar,” ungkap Budi Santoso.

Menanggapi hal tersebut Akbar
mengemukakan bahwa  perluasan pasar
ekspor menjadi salah satu langkah para pelaku industri baja dalam menghadapi
kebijakan Tarif Trump, bahkan akan lebih baik jika didukung dengan penataan
kebijakan perdagangan untuk meningkatkan kemudahan berusaha dan menjaga
keberlanjutan industri dalam negeri dengan menggunakan mekanisme trade
remedies, safeguard
maupun anti-dumping.

Sebagai salah satu produsen baja
terbesar di Asia Tenggara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menanggapi kebijakan
Tarif Trump tersebut dengan melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah
memperluas pasar ekspor ke Eropa dan negara lain. Sebagai informasi, sejak
tahun 2021 Krakatau Steel telah mengekspor baja ke Eropa khususnya produk Hot
Rolled Coil, diantaranya ke negara Yunani, Belgia, Italia, Portugal, Turki dan
Spanyol. Selain itu Krakatau Steel juga mengekspor ke
negara lain seperti Pakistan, Malaysia, Vietnam dan Australia.

Baca Juga :  KAI Daop 8 Surabaya Angkut Lebih dari 2 Juta Ton Barang di Triwulan III 2025, Perkuat Mobilitas Logistik dan Ekonomi Hijau

“Bahkan di tahun 2025 ini kami sempat melakukan ekspor ke
Amerika Serikat melalui produk hilir dari baja Cold Rolled Coil dan kembali
mengirimkan produk baja Hot Rolled Coil sebanyak 10.600 ton ke Eropa setelah
pabrik Hot Strip Mill #1 beroperasi kembali,” jelas Direktur Utama Krakatau
Steel Muhamad Akbar Djohan.

Perluasan ekspor, kolaborasi dan
sinergi industri baja regional, inovasi serta penguatan industri baja nasional
melalui pengembangan hilirisasi dalam negeri merupakan beberapa upaya yang
dapat dilakukan Indonesia dalam menghadapi tantangan global termasuk kebijakan
Tarif Trump yang unpredictable.

“Ditambah dengan penataan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, kami yakin industri baja nasional
dapat lebih kuat menghadapi gejolak ekonomi global karena bagaimana pun negara
yang tangguh adalah negara yang memiliki industri baja yang kuat dan mampu
mengembangkan kemandirian industri nasionalnya,” tutup Akbar Djohan.

Dengan pernyataan diatas maka
terlihat bagaimana usaha untuk meningkatkan ekonomi nasional yang juga
berakibat positif pada peningkatan kemakmuran/kesejahteraan rakyat

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Lebih dari 4.500 Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Belajar Berpikir Kritis di Era AI
KAI Daop 2 Bandung Sampaikan Permohonan Maaf atas Keterlambatan Sejumlah Perjalanan Kereta Api dari Jakarta Akibat Adanya Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh
Kereta Api, Urat Nadi Pertahanan Bangsa yang Tak Pernah Berhenti Bergerak
KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Ketentuan Baru Penggunaan Powerbank di Kereta Api
Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?
BINUS University Menjadi Tuan Rumah Grand Final Startup Wars 2025: Mempersiapkan Generasi Venture Capitalists Baru di Asia Tenggara
YourBestie, Platform Sewa Motor Pertama di Indonesia, Kini Hadir di 9 Kota
Setelah Reli Panjang, Harga Emas Melemah ke $4.054 per Ons Jelang Rilis Data Inflasi AS
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:26 WIB

Lebih dari 4.500 Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Belajar Berpikir Kritis di Era AI

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:08 WIB

KAI Daop 2 Bandung Sampaikan Permohonan Maaf atas Keterlambatan Sejumlah Perjalanan Kereta Api dari Jakarta Akibat Adanya Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 13:53 WIB

Kereta Api, Urat Nadi Pertahanan Bangsa yang Tak Pernah Berhenti Bergerak

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 13:17 WIB

KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Ketentuan Baru Penggunaan Powerbank di Kereta Api

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Trump ‘Selamatkan’ CZ, Apakah Ini Sinyal Pro-Kripto dari Gedung Putih?

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:31 WIB

YourBestie, Platform Sewa Motor Pertama di Indonesia, Kini Hadir di 9 Kota

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:00 WIB

Setelah Reli Panjang, Harga Emas Melemah ke $4.054 per Ons Jelang Rilis Data Inflasi AS

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:24 WIB

Menteri PU Perkuat Infrastruktur Permukiman : Sasar Kawasan Kumuh, Destinasi Wisata, dan Pengentasan Kemiskinan

Berita Terbaru