Jakarta – Kisah pilu seorang remaja bernama Satrio Mukti Raharjo (18) yang mengalami pembegalan saat perjalanan menuju lokasi tes Bintara Polri.
Kejadian pembegalan tersebut di Jalan Arjuna Utara, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, pada Sabtu (11/5/2024), sekitar pukul 04.00 Wib lalu.
Saat ditemui di rumahnya dikawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, dirinya mengatakan menjadi anggota Polri harus kuat.
“Jadi Jam 04:00 Wib mau berangkat tes Psikologi Bintara Polri, di Jalan Arjuna diikuti orang, saya langsung di tikung dan saya sempat langsung melawan, lalu orang itu mengeluarkan senjata tajam dan saya dibacok, ya sudah motor saya dibawa begitu saja dengan pelaku-pelakunya,” jelas Satrio saat didatangi dirumahnya di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Minggu, (19/5/2024).
Satrio diperbolehkan pulang kerumahnya setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat.
“Saya cita-cita menjadi Polisi karena terinspirasi sosok Aipda Monang Parlindungan Ambarita atau biasa dikenal masyarakat dengan panggilan Ambarita,” Terangnya.
Akibat kejadian itu Satrio merelakan dua buah jarinya dan mengubur cita-citanya menjadi anggota Polri, padahal anak dari Teguh Raharjo dan Septi Nurlaila ini adalah anak yang berprestasi di bidang olahraga Karate, mesti anak dari seorang pedagang tapi menjuarai berbagai turnamen.
“Gara-gara musibah ini jari tangannya tidak bisa buat tanding lagi, tidak bisa jadi Polisi lagi, ya Allah,” ucap Septi sambil usap tangis.
Tak butuh waktu lama Polri meringkus kawanan begal calon anggota Polri satu diantaranya tewas ditembak.
“Kami dari Subdit Jatanras Polda Metro Jaya berhasil mengungkap pelaku, pelaku melakukan perlawanan pada Polisi sehingga kami melakukan tindakan tegas, terukur sehingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan dua lagi mencoba melarikan diri tertembak di bagian kaki,” tambah AKBP Rovan Richard Mahenu saat memberikan keterangan ke awak media.
Anugrah pun datang Kapolri Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo M.Si mendengarkan kisah Satrio.
“Saya membawa pesan dari Pak Kapolri jadi beliau memberikan penghargaan khusus kepada mas Satrio untuk menjadi anggota Polri Quota Khusus Disabilitas,” jelas Inspektur Polisi Dua Herman Hadi Basuki yang biasa dikenal dengan sebutan Pak Babin saat mendatangi rumah Satrio untuk membawakan amanah dari Kapolri.
M.Irsyad Salim