Rally Emas Berlanjut, Analis Dupoin Sebut Tren Bullish Masih Solid

- Editor

Kamis, 9 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas melanjutkan reli ke rekor tertinggi di US$4.056 per troy ons. Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menilai tren bullish emas masih kuat, didukung kombinasi faktor teknikal dan fundamental seperti pemangkasan suku bunga The Fed serta ketidakpastian politik AS.

Harga emas (XAU/USD) masih menunjukkan potensi penguatan pada perdagangan hari ini setelah mencatatkan reli selama tiga sesi berturut-turut. Logam mulia tersebut sempat menyentuh rekor tertinggi baru di level US$4.056 per troy ons pada Rabu (8/10), naik lebih dari 1,70% dalam satu hari. Berdasarkan analisis Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, lonjakan harga emas yang sudah mencapai 54% sepanjang tahun ini merupakan hasil dari kombinasi kuat antara faktor teknikal dan fundamental yang masih menopang tren bullish.

Dari sisi teknikal, Andy menjelaskan bahwa berdasarkan pola candlestick dan indikator Moving Average, tren kenaikan XAU/USD masih terjaga dengan baik. “Harga emas saat ini masih bergerak di atas area support utama dan belum menampilkan tanda pembalikan arah yang signifikan. Jika tekanan beli berlanjut, bukan tidak mungkin emas kembali menguji level US$4.056 atau bahkan menembus level yang lebih tinggi,” ujarnya. Namun, ia juga menambahkan bahwa jika momentum menguat mulai melemah, maka potensi koreksi bisa membawa harga turun ke sekitar US$3.986 per troy ons.

Baca Juga :  Bagaimana Perencanaan yang Baik untuk Sistem Audio Visual di Kantor Bisa Menciptakan Produktivitas dan Menurunkan Capital Expenditure

Sementara dari sisi fundamental, reli emas kali ini didorong oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Pada Kamis (9/10), harga emas stabil di kisaran US$4.010 setelah terkoreksi ringan dari puncaknya di US$4.059 pada sesi perdagangan Asia. Para investor masih mencari perlindungan pada aset safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi fiskal dan politik Amerika Serikat. Krisis penutupan pemerintahan (government shutdown) AS yang telah berlangsung selama sembilan hari tanpa kesepakatan antara Partai Republik dan Demokrat memperburuk sentimen pasar. Bahkan, pemerintahan Presiden Donald Trump memperingatkan tidak adanya jaminan pembayaran bagi pegawai federal selama masa penutupan tersebut.

Kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) juga menjadi katalis utama penguatan harga emas. Bank sentral AS baru saja memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan bulan September, penurunan pertama sejak akhir 2024 dan memberi sinyal akan ada dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun ini. Berdasarkan data CME FedWatch, pasar memperkirakan ada 78% peluang penurunan suku bunga lagi pada Desember mendatang. Secara historis, kebijakan suku bunga rendah mendorong kenaikan harga emas karena mengurangi biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia.

Baca Juga :  Kolaborasi FILKOM Universitas Brawijaya dan Telkom Indonesia Perkenalkan Gen Batik, Teknologi AI Inovatif untuk UMKM Kreatif

Meski demikian, penguatan harga emas masih dihadapkan pada hambatan dari meredanya ketegangan di Timur Tengah. Presiden Trump mengumumkan tercapainya tahap awal kesepakatan damai antara Israel dan Hamas, termasuk rencana pembebasan sandera dalam waktu 72 jam. Walau implementasinya masih belum pasti, kabar ini sedikit mengurangi permintaan ekstrem terhadap aset safe haven seperti emas.

Menariknya, reli harga emas berlangsung di tengah penguatan Dolar AS, di mana indeks DXY naik 0,45% ke level 99,00, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun tipis ke 4,113%. Penurunan imbal hasil riil AS yang secara historis berbanding terbalik dengan harga emas turut memperkuat daya tarik logam kuning ini.

Dengan dukungan dari sisi teknikal dan fundamental, Andy Nugraha memprediksi tren emas masih positif dalam jangka pendek. Selama harga tetap berada di atas level psikologis US$4.000, potensi penguatan emas diperkirakan masih akan berlanjut pada perdagangan hari ini.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Live from Milan │ SWM Officially Launches Its Global Expansion
SWM Powersports Shines at EICMA 2025: Smart Engineering Driving the Future of Global Off-Road Mobility
Kenapa Kita Lebih Gampang Belanja daripada Nabung? Ini Penjelasannya
KAI Daop 2 Bandung Sampaikan, Pemesanan Tiket Untuk Perjalanan Mulai 1 Desember 2025 Sudah Dibuka Secara Bertahap
Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Regional 2 Kembangkan 600 Ha Kebun Kopi di Kawasan Gunung Halu dan Rongga
KAI Daop 2 Bandung Tingkatkan Ketertiban Pelayanan di Stasiun dengan Sediakan Area Kios Khusus Pedagang di Stasiun Cipendeuy
MyRepublic Indonesia Resmi Hadir di 7 Area Baru, Perkuat Akses Digital Nasional dari Kupang
KAI Buka Pemesanan Tiket Secara Bertahap Untuk Perjalanan Mulai 1 Desember 2025
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 23:21 WIB

Live from Milan │ SWM Officially Launches Its Global Expansion

Kamis, 6 November 2025 - 22:55 WIB

SWM Powersports Shines at EICMA 2025: Smart Engineering Driving the Future of Global Off-Road Mobility

Kamis, 6 November 2025 - 22:28 WIB

Kenapa Kita Lebih Gampang Belanja daripada Nabung? Ini Penjelasannya

Kamis, 6 November 2025 - 19:22 WIB

KAI Daop 2 Bandung Sampaikan, Pemesanan Tiket Untuk Perjalanan Mulai 1 Desember 2025 Sudah Dibuka Secara Bertahap

Kamis, 6 November 2025 - 18:53 WIB

Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Regional 2 Kembangkan 600 Ha Kebun Kopi di Kawasan Gunung Halu dan Rongga

Kamis, 6 November 2025 - 16:59 WIB

MyRepublic Indonesia Resmi Hadir di 7 Area Baru, Perkuat Akses Digital Nasional dari Kupang

Kamis, 6 November 2025 - 16:45 WIB

KAI Buka Pemesanan Tiket Secara Bertahap Untuk Perjalanan Mulai 1 Desember 2025

Kamis, 6 November 2025 - 15:45 WIB

BRI Finance Buka Kesempatan Kerja Hingga 500 Orang di Tahun 2026

Berita Terbaru