Industri Baja dalam Pusaran Strategi Nasional

- Editor

Kamis, 29 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam panggung diskusi interaktif ISSEI 2025 lalu yang dimoderatori oleh Akbar Djohan, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, hadir sebagai pembicara adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI Eko S.A. Cahyono menyampaikan pesan yang tegas: industri baja nasional bukan hanya pabrik, tetapi fondasi pembangunan strategis bangsa menuju 2045. Industri logam dasar ini memegang peranan vital dalam peta jalan industrialisasi, ketahanan nasional, serta transformasi ekonomi hijau yang tengah digarap pemerintah.

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa industri logam dasar saat ini menyumbang 11,55% dari total PDB sektor industri pengolahan nonmigas. Ia juga mencatat pertumbuhan tertinggi pada triwulan pertama 2025 sebesar 14,47% year-on-year, menjadikannya sektor paling dinamis dalam ekosistem manufaktur Indonesia.

Tak kalah penting, industri logam dasar menjadi magnet investasi terbesar dengan nilai mencapai Rp238,4 triliun sepanjang tahun lalu—menyumbang hampir 14% dari seluruh investasi nasional. “Ini bukan semata angka. Ini mencerminkan bahwa industri baja sedang menuju posisi strategis, bukan lagi sekadar pelengkap infrastruktur,” ujar Eko.

Strategi Industrialisasi 2025–2029

Dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan Visi Indonesia Emas 2045, industri baja digolongkan sebagai industri prioritas dalam kategori logam dasar dan hilirisasi sumber daya alam unggulan. Targetnya adalah mengerek kontribusi sektor pengolahan terhadap PDB menjadi 28%, serta menurunkan ketergantungan terhadap bahan mentah impor.

Kemenperin menetapkan lima arah kebijakan penguatan industri baja:
1. Trade Remedies & Pengendalian Impor
Untuk melindungi pasar domestik dari praktik perdagangan tidak adil seperti anti dumping, safeguard, dan circumvention.
2. Penerapan SNI Wajib
Saat ini, 20 produk baja telah dikenakan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk menjamin mutu dan keamanan produk.
3. Insentif Fiskal dan Investasi
Pemerintah menawarkan fasilitas seperti tax holiday, tax allowance, dan masterlist bahan baku.
4. TKDN dan Program P3DN
Penekanan pada peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri, khususnya untuk proyek strategis nasional seperti infrastruktur, pertahanan, dan energi.
5. Kepastian Energi dan Bahan Baku
Termasuk kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dengan harga maksimal USD 6/MMBTU yang kini dinikmati oleh 67 perusahaan industri baja di Indonesia.
Tantangan Keberlanjutan dan Transformasi Hijau

Baca Juga :  Ciptakan Lingkungan Kerja Inklusif: Langkah Nyata Indodana Finance Mendukung ESG

Namun, di balik geliat pertumbuhan, sektor baja menghadapi empat tantangan utama terkait keberlanjutan:
• Dekarbonisasi: industri baja menyumbang sekitar 4,66% emisi karbon nasional. Diperlukan transformasi teknologi dari proses konvensional menuju metode produksi rendah karbon.
• Efisiensi Energi: sektor ini dikenal sangat energy-intensive. Optimalisasi tanur dan manajemen energi menjadi kunci menekan biaya dan emisi.
• Ekonomi Sirkular: meski tingkat daur ulang baja global tinggi (630 juta ton/tahun), kualitas dan konsistensi suplai skrap baja domestik masih jadi persoalan.
• Kelebihan Kapasitas Global: kelebihan produksi baja dunia, terutama dari Tiongkok, sebesar 625 juta ton, terus menekan harga dan menantang keberlanjutan investasi industri hijau di dalam negeri.

Eko menegaskan bahwa pemerintah tak tinggal diam. Upaya mitigasi emisi telah masuk dalam agenda nasional melalui mekanisme inventarisasi GRK di tiap perusahaan, validasi mitigasi oleh lembaga independen, dan peta jalan dekarbonisasi sektor logam dasar. “Jika kita ingin menjadikan industri sebagai pengungkit kekuatan nasional, maka baja adalah titik tolaknya. Kita tidak hanya butuh tumbuh, kita perlu tumbuh cerdas dan hijau,” tegasnya.

Baca Juga :  Industri Kripto Asia Tenggara Kian Kompetitif, Indonesia Tak Boleh Tertinggal

Dari Pabrik ke Panggung Global

Indonesia kini menempati peringkat ke-14 dunia dalam produksi baja kasar, naik drastis dari tahun 2019. Produksi nasional telah mencapai 17 juta ton per tahun, dan terus meningkat seiring ekspansi fasilitas dan peningkatan utilisasi.

“Dalam sepuluh tahun ke depan, kita tidak hanya harus memenuhi kebutuhan dalam negeri—tetapi juga menjadi pemain ekspor baja bernilai tambah tinggi,” ujar Eko.
ISSEI 2025: Titik Temu Industri dan Kebijakan

Forum Indonesia Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025, yang digelar pada 21–22 Mei di Jakarta Convention Center, menjadi ruang strategis pertemuan lintas sektor: dari regulator, pelaku industri baja, hingga pengguna akhir dari sektor pertahanan, energi, dan maritim.

Diselenggarakan oleh IISIA bekerja sama dengan SEAISI, ISSEI 2025 mengusung tema “Baja Nasional, Daya Saing Regional”, dengan semangat memperkuat kolaborasi antarnegara ASEAN dan membangun ekosistem baja yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Industri baja bukan hanya soal material, melainkan tentang kemampuan suatu bangsa membangun, melindungi, dan berdiri mandiri. Kemenperin, lewat ISSEI 2025, menegaskan: masa depan Indonesia dibentuk dari logam keras yang dipoles dengan kebijakan cerdas. (*)

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Sambut HUT RI Ke-80 Kementerian Pekerjaan Umum Libatkan Masyarakat untuk Rawat Infrastruktur
Libatkan 2.000 Orang, Kementrian Pekerjaan Umum Gelar Jalan Sehat dan Fetival Merdeka Peringati HUT ke -80 RI
Sekolah Rakyat di Malang Sudah Dimanfaatkan, Menteri Pekerjaan Umum Tinjau Langsung Fasilitasnya
Dukung Asta Cita Presiden, Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Kembangkan Hilirisasi Cerutu “Golden Djawa”
Solusi Alami untuk Kesehatan Lambung dan Pencernaan
Jelang Libur Panjang HUT ke-80 Republik Indonesia, Tiket Promo Merdeka KA JJ Masih Tersedia untuk Pelanggan
290 Armada KAI Daop 1 Jakarta Selalu Mengkilap Berkat Garda Senyap di Balik Layar
Mengupas Tren Koin Meme dan AI, Bittime Hadirkan Koin Baru
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:53 WIB

Sambut HUT RI Ke-80 Kementerian Pekerjaan Umum Libatkan Masyarakat untuk Rawat Infrastruktur

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:43 WIB

Libatkan 2.000 Orang, Kementrian Pekerjaan Umum Gelar Jalan Sehat dan Fetival Merdeka Peringati HUT ke -80 RI

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:33 WIB

Sekolah Rakyat di Malang Sudah Dimanfaatkan, Menteri Pekerjaan Umum Tinjau Langsung Fasilitasnya

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:02 WIB

Dukung Asta Cita Presiden, Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Kembangkan Hilirisasi Cerutu “Golden Djawa”

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:14 WIB

Solusi Alami untuk Kesehatan Lambung dan Pencernaan

Kamis, 14 Agustus 2025 - 20:11 WIB

290 Armada KAI Daop 1 Jakarta Selalu Mengkilap Berkat Garda Senyap di Balik Layar

Kamis, 14 Agustus 2025 - 20:02 WIB

Mengupas Tren Koin Meme dan AI, Bittime Hadirkan Koin Baru

Kamis, 14 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Hingga Juli 2025, KAI Divre IV Tanjungkarang Gelar 51 Sosialisasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang

Berita Terbaru

Bisnis

Solusi Alami untuk Kesehatan Lambung dan Pencernaan

Kamis, 14 Agu 2025 - 21:14 WIB