Kaya Raya atau Gila? Ini Dia Nasib Keluarga yang Jual Semua Asetnya Demi Bitcoin

- Editor

Rabu, 16 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tahun 2017 merupakan tahun yang menegangkan untuk keluarga Taihuttu. Pada tahun itu, Didi Taihuttu dan keluarganya nekat menjual semua asetnya, termasuk rumah, kendaraan, serta mencairkan tabungannya di bank, demi memborong Bitcoin. 

Didi, kepala keluarga Taihuttu adalah seorang pengusaha asal negeri kincir angin. Ia memutuskan bahwa untuk berkehidupan layak dan tanpa stress, mereka harus keluar dari sistem keuangan tradisional dan hidup dengan aset kripto sepenuhnya. Keputusan yang ia ambil akhirnya mengubah hidup keluarganya dan menghasilkan julukan “The Bitcoin Family”.

Tahun itu harga Bitcoin berkisar di $900 dolar AS per Bitcoin. Didi Taihuttu dan keluarganya mulai tinggal di mobil van, berkeliling Eropa dan Asia, sembari mendokumentasikan perjalanan mereka. Tentunya banyak yang melihat ini sebagai tindakan yang sembrono, menghabiskan kekayaannya dengan tidak bertanggungjawab dan aman karena bergantung sepenuhnya ke aset kripto Bitcoin. Namun Didi bisa membuktikan bahwa nilai Bitcoin dapat terus berkembang.

Pada dua minggu belakangan ini saja, Bitcoin sudah menyentuh rekor tertinggi beberapa kali, mulai dari $113,000 hingga $120,000 per Bitcoin. Dengan membeli Bitcoin melalui exchange global seperti Bybit, Anda juga bisa mendiversifikasikan aset seperti keluarga Taihuttu dengan lebih aman.

Baca Juga :  HUT Kogabwilhan III: TNI Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis bagi Anak Papua di Pedalaman

Kebebasan Finansial Lewat Bull Run 2017

Kenaikan harga Bitcoin yang luar biasa di penghujung tahun 2017 menghasilkan keuntungan yang besar bagi keluarga Taihuttu. Nilai portofolio mereka meningkat berkali-kali lipat. Namun, seiring dengan keuntungan ada pula tantangannya seperti keamanan aset tersebut dan privasi dari keluarga Taihuttu sendiri. Mereka mulai menerima ancaman dan akhirnya menyadari bahwa menyimpan aset kripto dalam jumlah besar memerlukan pendekatan yang serius, terutama terhadap aspek keamanan.

Saat ini, sekitar 65 persen kepemilikan Bitcoin keluarga Taihuttu disimpan dalam cold storage. Didi merancang sistem keamanan dengan membagi kode seed phrase dalam empat bagian yang disebar ke empat benua. Sisa dari aset disimpan dalam hot wallet dengan sistem multisignature. Langkah ini mereka ambil pasca insiden pelacakan lokasi dan ancaman yang dialami selama perjalanan mereka.

Kerugian dan Tantangan

Ada tiga aspek yang wajib diperhatikan dan diperhitungkan untuk Anda yang tertarik mengikuti gaya hidup seperti keluarga Taihuttu:

Baca Juga :  ASRI Sukses Hadirkan The Chiefs 2025 di Jakarta

Privasi dan keamanan pribadi

Kehidupan sebagai keluarga publik yang memegang aset bernilai tinggi menimbulkan risiko yang tidak bisa dianggap remeh. 

Likuiditas terbatas

Hidup sepenuhnya menggunakan Bitcoin sebagai aset tunggal berarti mereka harus menyesuaikan pengeluaran dengan volatilitas harga pasar.

Kritik sosial

Banyak pihak, termasuk media internasional dan juga masyarakat luas mempertanyakan keputusan membesarkan anak-anak dalam sistem keuangan non-tradisional. Terlebih lagi, masih banyak yang mencemooh bahwa kehidupan seperti demikian tidak layak untuk masa depan.

Didi dan keluarganya telah menginspirasi banyak pihak dan menunjukkan pentingnya strategi diversifikasi, kesiapan dalam menghadapi risiko, dan pentingnya literasi finansial yang matang.

Keluarga Bitcoin ini kini menetap di Portugal, negara yang relatif ramah terhadap aset kripto dan pajak aset digital. Mereka masih terus aktif di komunitas aset kripto dengan memberikan edukasi tentang kehidupan menggunakan Bitcoin dan keamanan digital. Selain itu, Didi juga banyak diundang untuk menjadi pembicara di konferensi global dan menjalankan beberapa program edukasi untuk adopsi kripto di negara berkembang.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Rail Clinic & Rail Library Hadir di Berbagai Daerah, Layani Ribuan Warga Sepanjang 2025
KAI Daop 8 Surabaya Ingatkan Ketentuan Barang Bawaan dan Imbauan Menjaga Keamanan Barang Pribadi Untuk Kenyamanan Bersama
Nikmati Beragam Destinasi Menarik di Jabodebek Lebih Mudah Bersama LRT Jabodebek
LED Videotron Branded vs Non-Branded: Perbedaan Teknis Penting
KAI Divre III Palembang Lakukan Pengecekan Lintas Lubuklinggau–Kertapati Jelang Angkutan Nataru 2025/2026
Perkuat Konektivitas Wilayah Timur Trans Jawa, JTT Hadirkan Akses Lebih Cepat dan Andal bagi Masyarakat
Ruas Gempol Pasuruan Jembatani Mobiltas Wisata & Industri Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Yang Berkelanjutan
Binusian Raih Pengalaman Global melalui Program Study Abroad ke Beijing Institute of Technology
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 15:51 WIB

Rail Clinic & Rail Library Hadir di Berbagai Daerah, Layani Ribuan Warga Sepanjang 2025

Minggu, 16 November 2025 - 15:02 WIB

KAI Daop 8 Surabaya Ingatkan Ketentuan Barang Bawaan dan Imbauan Menjaga Keamanan Barang Pribadi Untuk Kenyamanan Bersama

Minggu, 16 November 2025 - 14:42 WIB

Nikmati Beragam Destinasi Menarik di Jabodebek Lebih Mudah Bersama LRT Jabodebek

Minggu, 16 November 2025 - 12:33 WIB

LED Videotron Branded vs Non-Branded: Perbedaan Teknis Penting

Minggu, 16 November 2025 - 11:46 WIB

KAI Divre III Palembang Lakukan Pengecekan Lintas Lubuklinggau–Kertapati Jelang Angkutan Nataru 2025/2026

Minggu, 16 November 2025 - 11:15 WIB

Ruas Gempol Pasuruan Jembatani Mobiltas Wisata & Industri Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Yang Berkelanjutan

Minggu, 16 November 2025 - 11:00 WIB

Binusian Raih Pengalaman Global melalui Program Study Abroad ke Beijing Institute of Technology

Minggu, 16 November 2025 - 10:50 WIB

Dampak AI dan Otomasi, 23 Pekerjaan apa yang akan hilang di tahun 2030?

Berita Terbaru