Pelalawan (Algarinewes.com)- Tindakan kesewenang-wenangan Kepala Desa Harapan Jaya, Kecamatan Pangkalan Kuras, melakukan penyembelih Hewan Ternak Sapi milik Desa tanpa melalui musyawarah masyarakat.
Penyembelih hewan Ternak Sapi tersebut, membuat sejumlah masyarakat Desa Harapan Jaya, merasa kecewa karena tidak dianggap dan dilibatkan.
Hal ini, disampaikan sejumlah warga Desa Harapan Jaya kepada media ini di Pasar Sorek, Kecamatan Pangkalan Kuras, Minggu (02/6/2024).
Narasumber ini, merasa kecewa atas pemotongan 1 ekor hewan ternak milik Desa oleh Kades dan perangkatnya. Pasalnya, “Masyarakat tidak dilibatkan,” kata sejumlah warga yang meminta identitasnya itu dirahasiakan.
Sambung para Narasumber ini mengatakan, hasil penjualan daging ternak sapi yang dipotong itu-pun, masyarakat tidak mengetahui diarahkan kemana oleh sang Kades.
Memang hal itu pernah kami tanyakan kepada Kades H.Jabari. Namun, alasan penyembelih hewan ternak itu karena tidak sehat (Sakit). Padahal, sapi itu tidak dibenarkan di sembelih.
“Bila memang ternak itu sakit, dan harus di kubur dan melengkapi berbagai dokumen sebagai bukti bahwa sapi itu benar-benar mati,” kata sejumlah Narasumber ini mengakhiri.
Ketika kasus penyembelih ternak sapi milik Desa ini dikonfirmasikan kepada H.Jabari (Kades Harapan Jaya). Dirinya mengakui bahwa pihaknya telah memotong 1 ekor ternak sapi milik Desa. “Ada 1 ekor kita potong karena tidak sehat alias sakit,” jelasnya.
Dijelaskannya, Tahun 2022 lalu. Desa Harapan Jaya, Kecamatan Pangkalan Kuras, mendapatkan bantuan hewan ternak Kambing sebanyak 83 ekor.
“Ternak Kambing ini, sebanyak 20% dari nilai DD melalui program ketahanan pangan,” ungkapnya.
Kemudian Tahun 2023, kita dapat Ternak Sapi sebanyak 11 Ekor. “Ternak milik desa ini, dikelola melalui kelompok tani yang dibentuk oleh Desa Harap Jaya,” jelasnya.
Nama Kelompok Tani yang dimaksud oleh sang Kades H.Jabari. Namun tidak diberitahukannya dengan alasan lupa nama kelompoknya.
Anehnya, Kepala Desa Harapan Jaya, H.Jabari yang didampingi 2 orang perangkatnya dalam konfirmasi sejumlah media ini, tidak menjelaskan nama kelompok tani milik Desa yang mengelola ternak-ternak milik desa tersebut dengan alasan, lupa nama kelompok taninya.
Sungguh aneh dan menjadi pertanyaan besar.??. Pasalnya, Nama kelompok tani milik desa sendiri tidak tahu dengan alasan buka file dokumen.
Pernyataan Kades ini, dikhawatirkan Kelompok Tani desa yang di buat merupakan kelompok tani Fiktif.*tim*