Konflik Agraria yang Tak Kunjung Usai di Kalbar, Pangamat : Belum ada Upaya yang Jelas dari Pemda dan BPN

- Editor

Sabtu, 17 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

AlgariNews.Com, Pontianak Kalbar – Pengamat Hukum dan Bijakan Publik kembali soroti persoalan konflik agraria di wilayah Kalimantan Barat seolah-olah tidak pernah berakhir, namun kondisi seperti ini tidak ada upaya penyelesaian yang jelas dan terukur baik dari pemda kabupaten/kota maupun BPN.

“Pemda kabupaten / kota seolah – olah tidak mau tahu dengan adanya konflik agraria di wilayah hukumnya, terkesan persoalan pertanahan adalah sepenuhnya hak dan kewenangan BPN semata. Padahal banyak hal yang dapat dilakukan pemda kabupaten/ kota dalam upaya menyelesaikan maupun mengantisipasi terjadinya permasalahan pertanahan,” ungkap Dr. Herman Hofi yang juga sebagai Advokat.

Pemda bisa saja membantu masyarakat untuk melakukan percepatan sertifikasi lahan milik masyarakat yang telah dikuasai bertahun – tahun atau sudah dikuasainya secara turun menurun. Pemda juga bisa melakukan pendataan tanah di setiap keluarahan atau desa, dan banyak hal lainnya yang dapat dilakukan pemda.

“Ini hanya persoalan mau atau tidaknya saja. Selama ini terkesan terjadinya konflik agraria hanya bisa diselesaikan melalui penegakan hukum baik secara pidana maupun secara perdata,” kata Herman Hofi

Adanya persoalan sertifikat ganda terkesan pembatalan sertifikat hanya dapat dilakukan melalui proses peradilan. Ketika warga komplin atas sertifikat yang di duga ganda, atau diduga cacat administrasi atas terbitnya sebuah sertifikat BPN selalu mengarahkan agar diselesaikan di Pengadilan. Seolah olah tidak ada mikanisme lain-lainnya di pengadilan.

Menurutnya, dapat dilakukan di luar mekanisme peradilan. BPN berwenang untuk membatalkan sertifikat hak atas tanah jika di duga cacat administrasi. Mikanismenya dapat mengajukan permohonan tertulis pada menteri atau Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui BPN daerah tempat tanah itu.

Hal ini diatur pada permen persoalan konflik agraria di Kalimantan Barat seolah-olah tidak pernah berakhir, namun kondisi ini tidak ada upaya penyelesaian yang jelas dan terukur baik dari pemda kabupaten/kota maupun BPN. Bahkan Pemda Kabupaten/Kota seolah-olah tidak mau tahu dengan adanya konflik agraria di wilayah hukum nya. Terkesan persoalan pertanahan adalah sepenuhnya hak dan kewenangan BPN semata.

Baca Juga :  Gerebek posyandu Didesa Cirendeu Dihadiri H. Saedaman,SH.M.SI.Camat Solear

“Banyak hal yang dapat dilakukan pemda kabupaten/ kota dalam upaya menyelesaikan maupun mengantisipasi terjadinya permasalahan pertanahan. Pemda bisa saja membantu masyarakat untuk melakukan percepatan sertifikasi lahan milik masyarakat yang telah dikuasai bertahun-tahun, atau sudah dikuasainya secara turun menurun,” terangnya.

“Pemda juga bisa melakukan pendataan tanah di setiap keluarahan atau desa, dan banyak hal lainnya yang dapat dilakukan pemda. Ini hanya persoalan mau atau tidaknya saja,” pintanya

Selama ini terkesan terjadinya konflik agraria hanya bisa diselesaikan melalui penegakan hukum baik secara pidana maupun secara perdata. Adanya persoalan sertifikat ganda terkesan pembatalan sertifikat hanya dapat dilakukan melalui proses peradilan.

Ketika warga komplin atas sertifikat yang di duga ganda, atau cacat administrasi atas terbitnya sebuah sertifikat BPN selalu mengarahkan agar diselesaikan di Pengadilan. Seolah-olah tidak ada mekanisme lain selain di Pengadilan. Padahal dapat dilakukan di luar mekanisme peradilan.

BPN berwenang untuk membatalkan sertifikat hak atas tanah jika di duga cacat administrasi.Mekanismenya dapat mengajukan permohonan permohonan tertulis pada Menteri atau Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui BPN daerah tempat tanah itu.
Hal ini diatur pada permen agria No. 18/2021.

Kemudian permohonan itu dilakukan jika diduga terdapat cacat hukum administratif dalam penerbitan sertifikat itu dan bahkan tampa permohonan pun BPN dapat membatalkan sertifikat tersebut, jika diyakini adanya cacat hukum administrasi dalam penerbitannya.

Pada permen agraria juga menjelaskan hal-hal yang menjadi cacat hukum administrasi atas penerbitan sertifikat hak atas tanah, yaitu terkait prosedur penerbitan sertifikat, atau Kesalahan subjek hak, Kesalahan objek hak, Kesalahan jenis hak, atau Kesalahan perhitungan luas atas tanah serta kekeliruannya yuridis dan data fisik. Untuk itu pengelolaan warkah tanah menjadi sangat penting, tidak boleh terjadi ada istilah warkah hilang, Pengamanan warkah menjadi kewajiban sepenuhnya BPN.

Baca Juga :  Dianggap Fitnah Forwatu Banten Tantang Pembuktian Fakta Bersama Soal Dugaan Data Fiktif Yang Di Sajikan FKUB

“Namun selama ini terkesan BPN tidk mau tangung jawab atas kekeliruan itu semua. Malah melemparkan tangung jawabnya pada pengadilan. Jika mikanisme dilakukan dengan baik dan benar, maka upaya polri dan kejaksaan dalam memberantas maraknya mafia tanah akan lebih cepat, dapat menzerokan adanya mafia tanah. Maka hal-hal masyrakat kecil yang tidak berdaya dapat terbantu.

Lanjutnya, masyrakat berharap BPN Pro aktif dan mau mengakui ada kesalahan atau kekeliruan dalam penerbitan sebuah sertifikat tanah serta para penegak hukum pun objektif dan mengedepankan hati nurani bahwa ada tetesan air mata masyarakat mengharapkan hak-haknya mereka kembali.

“Pada permen Agraria No.18b TH 2021 menegaskan Permohonan itu dilakukan jika diduga terdapat cacat hukum administratif dalam penerbitan sertifikat itu. dan bahkan tampa permohonan pun BPN dapat membatalkan sertifikat tersebut jika diyakini adanya cacat hukum administrasi dalam penerbitannya,” jelas Herman Hofi.

Permen tersebut juga menjelaskan hal-hal yang menjadi cacat hukum administrasi atas penerbitan sertifikat hak atas tanah, yaitu terkait prosedur penerbitan sertifikat atau Kesalahan subjek hak, Kesalahan objek hak, Kesalahan jenis hak, atau Kesalahan perhitungan luas atas tanah serta kekeliruannya yuridis, dan data fisik. Untuk itu pengelolaan warkah tanah menjadi sangat penting, tidak boleh terjadi ada istilah warkah hilan, pengamanan warkah menjadi kewajiban sepenuhnya BPN.

“Selama ini terkesan BPN tidak mau tangungjawab atas kekeliruan itu semua. Malah melemparkan tangung jawabnya pada pengadilan. Jika mekanisme dilakukan dengan baik dan benar, maka upaya polri dan kejaksaan dalam memberantas maraknya mafia tanah akan lebih cepat dan dapat menzerokan adanya mafia tanah,” terangnya

Masyrakat kecil yang tidak berdaya dapat terbantu, berharap pihak BPN Pro aktif, dan mau mengakui ada kesalahan atau kekeliruan dalam penerbitan sebuah sertifikat tanah serta para penegak hukum pun objektif dan mengedepankan hati nurani bahwa ada tetesan air mata masyarakat mengharapkan hak-haknya mereka kembali.

Sumber : Dr Herman Hofi 

Jurnalis : Jono 

Berita Terkait

Muhammad Khoir Resmi Dilantik Sebagai Ketua PD Gerakan Pemuda Al Washliyah Sergai Periode 2024-2027
Azmi Zulfahri, SH., M.H Pimpin Ranting PP Simpang Tiga Pekan: Kepemimpinan Baru, Semangat Baru!
Kebun Adolina Gelar Program “ADOLINA PERDULI” untuk Anak Yatim dan Jompo
Soal Kritik Penggunaan E Katalog oleh Dewan Musa, Forwatu Banten: Justru dengan E Katalog Ruang Korupsi dapat Diminimalisasi
Panitia Muscablub MPC PP Sergai Resmi Menutup Pendaftaran, Ziad Ananta Calon Tunggal
Dugaan Pemerasan, TIM Hukum Merah Putih Segera Laporkan Oknum Pejabat Rutan Kelas 1 A Pondok Bambu
Hebat Gayus Bandar Judi Togel Tembak Ikan Diduga Dibekap Anggota PM Taput, Kapolres Taput tak Berkutik
Perumahan Elit Air Sulit : Warga Perumahan Karya Garden Terkapar Tanpa Air Selama Setahun, Developer Dikecam
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 15:17 WIB

Muhammad Khoir Resmi Dilantik Sebagai Ketua PD Gerakan Pemuda Al Washliyah Sergai Periode 2024-2027

Jumat, 15 November 2024 - 15:04 WIB

Azmi Zulfahri, SH., M.H Pimpin Ranting PP Simpang Tiga Pekan: Kepemimpinan Baru, Semangat Baru!

Sabtu, 2 November 2024 - 05:08 WIB

Kebun Adolina Gelar Program “ADOLINA PERDULI” untuk Anak Yatim dan Jompo

Senin, 28 Oktober 2024 - 10:25 WIB

Soal Kritik Penggunaan E Katalog oleh Dewan Musa, Forwatu Banten: Justru dengan E Katalog Ruang Korupsi dapat Diminimalisasi

Minggu, 20 Oktober 2024 - 09:28 WIB

Panitia Muscablub MPC PP Sergai Resmi Menutup Pendaftaran, Ziad Ananta Calon Tunggal

Rabu, 16 Oktober 2024 - 17:07 WIB

Dugaan Pemerasan, TIM Hukum Merah Putih Segera Laporkan Oknum Pejabat Rutan Kelas 1 A Pondok Bambu

Rabu, 2 Oktober 2024 - 05:13 WIB

Hebat Gayus Bandar Judi Togel Tembak Ikan Diduga Dibekap Anggota PM Taput, Kapolres Taput tak Berkutik

Rabu, 3 Juli 2024 - 07:26 WIB

Perumahan Elit Air Sulit : Warga Perumahan Karya Garden Terkapar Tanpa Air Selama Setahun, Developer Dikecam

Berita Terbaru

Bisnis

Tanda-Tanda Hamil yang Tidak Disadari, Apa Saja?

Sabtu, 23 Nov 2024 - 02:00 WIB

Bisnis

Open Forest #2: Connecting Hands, Restoring Lands

Jumat, 22 Nov 2024 - 08:51 WIB