Diduga Cemari Sungai Jentu, PT SMS Didesak Bertanggung Jawab : Aktivis Minta Penegakan Hukum Lingkungan di Kapuas Hulu

- Editor

Kamis, 15 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

AlgariNews.Com | Kapuas Hulu, Kalimantan Barat – Dugaan pencemaran lingkungan oleh perusahaan perkebunan sawit PT SMS di Sungai Jentu, Desa Jentu, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menuai keprihatinan masyarakat dan aktivis lingkungan. Limbah cair yang diduga berasal dari aktivitas produksi perusahaan tersebut mengalir langsung ke badan sungai tanpa pengolahan yang memadai, menyebabkan keresahan warga dan kerusakan ekosistem setempat.

Informasi awal mencuat dari laporan warga yang mencurigai adanya pembuangan limbah secara sembarangan. Menanggapi laporan tersebut, tim investigasi gabungan dari awak media lokal dan aktivis lingkungan melakukan penelusuran langsung ke lokasi kejadian pada Jumat, 9 Mei 2025.

“Hasil temuan di lapangan sangat memprihatinkan. Banyak vegetasi di sekitar aliran sungai tampak mati dan menghitam. Kami juga mencium aroma limbah yang menyengat di lokasi,” ujar Koordinator Investigasi, Arifin Syah, dalam konferensi pers pada Senin, 12 Mei 2025.

Menurut Arifin, indikasi pelanggaran terhadap prosedur standar operasional (SOP) pengelolaan limbah cukup jelas terlihat. “Jika benar PT SMS tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang sesuai dengan peraturan pemerintah, maka ini adalah bentuk pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” tegasnya.

Baca Juga :  Dansatbrimob Tinjau Langsung Personel Pengamanan Aksi Unjuk Rasa Di Kantor Bupati Sintang

Pasal 69 ayat (1) huruf a dalam UU tersebut melarang setiap orang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenai sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 98 dan 99 UU yang sama, dengan ancaman hukuman pidana hingga 10 tahun penjara dan denda miliaran rupiah.

Selain kerusakan ekosistem, pencemaran ini berdampak langsung pada masyarakat Desa Jentu yang sehari-hari menggantungkan kebutuhan air dan mata pencaharian dari Sungai Jentu. “Warga mengeluhkan bau tidak sedap dan munculnya iritasi kulit setelah beraktivitas di sungai,” kata Nisa Yuliani, aktivis dari Jaringan Pemantau Hutan Kalbar (JPHK).

Baca Juga :  Wakapolda Kalbar Pimpin Apel Gelar OKK Tahun 2024 dan PAKJ

Pihak pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas Hulu, hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan pencemaran tersebut. Tim investigasi mendesak agar pemerintah dan aparat penegak hukum segera melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap PT SMS dan mengambil langkah tegas jika terbukti terjadi pelanggaran.

“Kasus ini harus menjadi momentum untuk menegakkan supremasi hukum lingkungan. Perusahaan tidak boleh merasa kebal hukum. Ini tentang keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” ujar Nisa menambahkan.

Tim investigasi dan aktivis lingkungan akan melaporkan temuan ini secara resmi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan menuntut audit lingkungan terhadap seluruh aktivitas PT SM di wilayah tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT SM belum memberikan tanggapan resmi meskipun telah dihubungi beberapa kali oleh awak media.

Laporan : Jono Tim Gabungan Ivestigasi Awak Media Aktivis Lingkungan Hidup

Berita Terkait

Wartawati Dianiaya Oknum Preman Diduga Imbas Pemberitaan Sebelumnya
Barang Ilegal Asal Malaysia Ditemukan di Gudang Milik Bos J di Desa Bani Amas
Krisis Penegakan Hukum di Perbatasan: Barang Ilegal Banjiri Kalbar, Aparat Dinilai Tumpul
VIRAL, Gudang Misterius di Sungai Raya Diduga Jadi Sarang Penimbunan Oli Ilegal
Manajer SPBU 64.783.03 Ngabang Bantah Tuduhan Pelanggaran Pengisian BBM ke Jerigen
Laskar Pemuda Melayu Pontianak Utara Gelar Karaoke Suka – Suka untuk Pererat Silaturahmi dan Hiburan Warga
Perkebunan Sawit Sekadau Keruk Galian C : Legalitas Ganda dan Celah Regulasi
Lisman Bahar Buron, Polisi Disorot Usai Temuan Emas Miliaran Rupiah
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 29 Juni 2025 - 03:50 WIB

Wartawati Dianiaya Oknum Preman Diduga Imbas Pemberitaan Sebelumnya

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:49 WIB

Barang Ilegal Asal Malaysia Ditemukan di Gudang Milik Bos J di Desa Bani Amas

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:44 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Perbatasan: Barang Ilegal Banjiri Kalbar, Aparat Dinilai Tumpul

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:39 WIB

VIRAL, Gudang Misterius di Sungai Raya Diduga Jadi Sarang Penimbunan Oli Ilegal

Kamis, 15 Mei 2025 - 01:12 WIB

Manajer SPBU 64.783.03 Ngabang Bantah Tuduhan Pelanggaran Pengisian BBM ke Jerigen

Kamis, 15 Mei 2025 - 01:08 WIB

Laskar Pemuda Melayu Pontianak Utara Gelar Karaoke Suka – Suka untuk Pererat Silaturahmi dan Hiburan Warga

Kamis, 15 Mei 2025 - 01:06 WIB

Perkebunan Sawit Sekadau Keruk Galian C : Legalitas Ganda dan Celah Regulasi

Kamis, 15 Mei 2025 - 01:01 WIB

Lisman Bahar Buron, Polisi Disorot Usai Temuan Emas Miliaran Rupiah

Berita Terbaru

Bisnis

Lintasarta Perkuat Ekosistem Talenta Digital Bangsa

Jumat, 4 Jul 2025 - 12:45 WIB